Langsung ke konten utama

(move-on) KECEWA



Kecewa ternyata banyak sekali padankata. Didalam Teaurus Bahasa Indonesia yang saya temui diartikel yang saya baca ada 149 kata yang memiliki arti mirip dengan kecewa.

Sinonim kata kecewa antara lain: mengurut dada, sedih, susah, terharu, sesal, rasa bersalah, sayang, belas kasih, iba, kasihan, simpati, hampa, kesal, sakit hati, kecil hati, patah hati, mutung, terpukul, tersinggung, patah pucuk, gagal, kandas, kubra, menggantung.

Selain itu mudarat, sebun, terabai, terbengkalai, bergidik, cabar hati, ciut, cuak, gayat, gecar, gentar, kecut, keder, ngeri, takut, hilang kemauan, putus asa, ngambek, meringis, patah semangat, putus harapan, tawar hati, batal, urung, bubar, tamat, tutup, kecut hati, pengecut, jatuh semangat, gusar, tersakiti, gamang.

Wow, berarti saat kata kecewa ini yang kemudian bisa dijadikan kalimat, akan ada 149 kalimat yang bersepadan dengan kecewa.

Kekecewaan ini bagian dari kondisi yang kecil hati, tidak puas dan tidak berhasil. Saya kira semua orang pernah mengalami itu. Selama kita masih bisa berfikir, kita masih memiliki ekspektasi. Jangan lupa andil diri kita juga berpotensi dalam membentuk kekecewaan. Contoh kita berharap hidup kita enak, banyak materi, dan bisa kesampaian semua keinginan kita. Disisi lain ternyata kenyataannya jauh dari harapan itu. Hidup selalu menemui kesulitan ekonomi, terhimpit hutang, memiliki banyak problem yang pelik yang susah sekali menemukan jalan keluarnya.

Kita termasuk dipihak yang langsung sadar bahwa kecewa ini karena diri kita terlalu banyak berekspektasi dengan suatu hal yang akhirnya kenyataannya tidak sesuai, ataukah kita berlarut-larut dalam menyelesaikan itu sampai menumpuk-numpuk di dalam hati yang akhirnya membawa kita ke arah depresi.

Bila kita sadar kita akan melakukan move-on dengan cepat dengan cara acara yang tepat. Tepat menurut siapa tentu saja tepat menurut  kita.

Seringlah melenturkan rasa ego kita, menarik diri keluar dari diri dan memposisikan menjadi orang lain, bila kita menginginkan orang lain berlaku berubah, apakah kita juga memang sudah melakukan yang mereka inginkan? Pernahkah kita melihat bahwa orang lain sudah berubah, tapi kitanya sendiri yang tidak bisa berubah.

Mencoba berlapang dada dengan keadaan yang telah terjadi adalah kehendak dari Allah. Kita adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah. Semuanya itu dikehendaki oleh Allah. Kita hanya bisa berusaha, takdir sepenuhnya milik Allah. ***

Komentar

  1. Kuncinya adalah merendahkan ekspektasi kita kepada sesuatu. Baik kepada orang maupun hal2 yang ingin di capai. Selanjutnya senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Agar di lapangkan

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...