Langsung ke konten utama

Akibat lupa "save"



Lupa menaruh dompet atau HP masih bisa di cari. lupa mengunci pintu saat mau bepergian bisa balik kanan dan mengunci pintu. namun apabila lupa menyimpan file yang belum tersimpan??

Hari ini ngedit naskah jurnal, beberapa waktu lalu memang saya memiliki ide untuk menulis tentang pesantren yang sedang berkembang pesat di daerah saya.  namun setelah mengedit rapi lupa tidak menyimpan dengan menekan CTRL S. Saya biarkan di One PC layer lebar dikantor dengan beberapa file word yang kebuka. Saya tinggal untuk menemui anak-anak MTs di depan kantor.

Mereka sedang Latihan yel pramuka dan beberapa anak yang sekedar menonton saja. Saya memperhatikan mereka sembari sesekali melihat ke HP dan sibuk membalasi pesan di aplikasi whatsapp saya.

Guru Seni dan Prakarya yang menghadap untuk berdiskusi terkait Ujian Praktek Tengah semester, memberikan konsep dan rubrik penilaian. Tema yang diajukan cukup unik membuat jajanan dan minuman lebaran. Saya memberi masukan beberapa terkait dengan tema pembuatan iklan sekaligus pemasarannya. Pengalaman nyata yang dilakukan siswa akan menambah cakrawala mereka dalam berbagai hal. Membuat dan mengiklankan masakannya, akan sangat berbangga apabila diapresiasi oleh masyarakat. 

Setelah waktu menunjukkan pukul 11:00 bersiaplah anak anak untuk pulang. Dan saya bergegas mematikan computer untuk juga Bersiap pulang. Ada beberapa box warning dari file-file yang saya buka untuk menyimpan atau tidak.

Sedetik mengklik “don’t save”  akibatnya seluruh editan saya hilang. Ya Ampunnn …. Kerjaan semalam yang tinggal menghaluskan tata letak dan perubahan tata Bahasa disana sini hilang dalam sekejap. dan tidak beruntungnya saya, karena di PC ini belum ada autosave. Untuk beberapa saat saya Duduk lemas dan menyesal beberapa saat atas kecerobohan saya.

Andai saya lebih teliti….. 

Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Hujan di Bulan Juli

Hega menghela nafasnya dengan berat.. “Huuftt mendung, Apakah akan hujan di hari yang dingin ini?” ucapnya dalam hati. Benar karena ini bulan Juli bulan dimana negeri tropis seperti Indonesia ini sedang musim dingin. Udara dingin memang kadang tidak bersahabat. Tapi Hega sangat suka dengan musim dingin dari pada musim hujan. Bukannya benci dengan hujan. Ada beberapa serpihan kenangan duka terselip di kehidupan Hega saat kuliah dulu. “Ga…., “ teriak seseorang Hega menoleh, ternyata sahabatnya yang memanggilnya di depan perpustakaan. Wajah manis dalam senyuman dan mata lugunya membuat Hega menyambutnya dengan senyuman juga. “Ada Apa, Is?” tanyanya. “Besok kamu bisa ikut acara MUSDEGA? Kamu kan kerani. Wajib Ikut lho… “ Tanya si Aisyah. Bukan hanya tanya tapi dia lebih kepada memastikan kehadiran Hega untuk musyawarah Pandega yang akan diadakan hari Sabtu sampai Minggu esok hari. “Belum pasti” jawab Hega lesu dengan menekuk mukanya. “Ayolah semangat.. kamu past...

Kupatan

Pagi selepas jamaah subuh pada hari raya ke-8 Idul Fitri ini saya bergegas menuju dapur untuk mempersiapkan ketupat dan launya untuk dibawa ke masjid. Setiap hari bulan Syawal tanggal 8, pagi sebelum matahari terbit, tradisi di desa kami selalu mengadakan kendurian ketupat di masjid dengan seluruh masyarakat di sekitar Sewaktu kecil saya ketika bapak masih ada selalu di bangunkan dan diajak untuk kenduri di masjid. Meski dingin pagi saya semangat untuk mandi dan bersiap. Bahagianya   ketika menerima bagian ketupat dan melahapnya dengan lauk sayur blendrang dan sedikit taburan kedelai gorang yang dihaluskan, sangat enak. Sekarang gantian anak-anak yang merasakan kebahagiaan itu, mereka bersemangat untuk mempersiapkan diri ke masjid dengan mandi dan berpakaian, kemudian mengikuti ayahnya untuk bersiap ke masjid. Si kecil yang pulas dalam tidurnya terbangun mendengar kesibukan kakak-kakanya, dan berteriak “ikut”. Kupatan yang masih sangat berkesan bagi saya adal...