Langsung ke konten utama

Bechmarking untuk Menggugah kembali motivasi

 

Sambutan Prof AMKA Ketua PC LP Ma'arif NU Kab. Malang 
di acara study tiru LP Ma'arif Tulungagung


Event Bechmarking yang diadakan oleh LP Ma’arif NU dibeberapa tempat saya nilai mampu menggugah kembali motivasi dan semangat guru di lingkup Maarif untuk bersinergi dan mengembalikan energi mengajar.

Bechmarking Ma’arif yang digawangi oleh Ketua LP Ma’arif NU Drs. H. Khozin dan Sekretarisnya Dr. Supriyadi dalam rangka pelaksanaan kurikulum merdeka diadakan di 2 tempat dan 2 waktu yakni untuk guru dan kepala RA/MI TK/SD di daerah Sidoarjo, sedang dalam pekan itu juga untuk MTs/SMP/MA/SMA/SMK dilaksanakan di Malang. Tepatnya di MTs NU Pakis Malang.

Layak untuk dijadikan catatan penting untuk saya pribadi dan mungkin juga bisa bermakna untuk pembaca blog saya. Study tiru yang dibranding dengan nama bencmarking di Malang ini kami bertemu dengan tokoh Pendidikan di bawah Naungan Ma’arif Kab. Malang yakni Ketua Maarif Kab. Malang Prof. Dr. Abdul Malik Karim Amrullah yang terkenal dengan sebutan Prof. AMKA. dan Tokoh kedua adalah Dr. Najmah Katsir yakni kepala MTs NU Pakis Malang yang multitalenta dengan segudang prestasi.

Prof. AMKA turut menyambut rombongan dari Ma’arif Tulungagung sebanyak 25 peserta terdiri dari kepala dan guru MTs/SMP/MA/SMA/SMK.  Dalam sambutannya Prof. AMKA mengemukakan bahwa perlu kegiatan semacam ini terus dikembangkan di lingkup Ma’arif supaya saling bersinergi, manfaati dan mbarokahi. Tapi jangan sampai kemudian lupa dengan jasa ma’arif nanti bisa Malati (kualat). Kata terakhir ini yang disambut dengan gelak tawa peserta studi tiru.

Beliau Prof. AMKA sendiri adalah dosen dan Kepala Lembaga Penjamin Mutu di UIN Maliki Malang. Semenjak beliau di percaya di Ma’arif beliau meletakkan jabatan dan fokus untuk menggerakkan kembali Ma’arif. Sampai sekarang ratusan lembaga di bawah Ma’arif Kab. Malang menjadi hidup dan bersemangat kembali berma’arif karena sentuhan tangan dingin beliau.

Ma’arif bukanlah organisasi bisnis yang memiliki asset besar, namun mengapa sekelas beliau mau untuk mengabdikan diri dalam lembaga ini? Inilah pertanyaan besar yang jawabannya tidak hanya memandang uang / nikmat duniawi sebagai bentuk kepuasan kita terhadap sebuah pekerjaan yang dibebankan kepada beliau. Ma’arif butuh orang yang total dalam mengurusinya untuk termanage dengan baik dan berkembang dengan baik pula.

Bu Dr. Najmah kepala MTs NU Pakis juga memiliki loyalitas dan totalitas yang luar biasa terhadap madrasah yang digawanginya sebagai Kepala Madrasah sejak 2010. Madrasah yang tidak banyak memiliki siswa dan tidak berdiri di tanah yang luas. Namun prestasinya mulai dari siswa, guru dan kepala nya sendiri tidak bisa dianggap remeh.

To be continued…

Komentar

Posting Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Hujan di Bulan Juli

Hega menghela nafasnya dengan berat.. “Huuftt mendung, Apakah akan hujan di hari yang dingin ini?” ucapnya dalam hati. Benar karena ini bulan Juli bulan dimana negeri tropis seperti Indonesia ini sedang musim dingin. Udara dingin memang kadang tidak bersahabat. Tapi Hega sangat suka dengan musim dingin dari pada musim hujan. Bukannya benci dengan hujan. Ada beberapa serpihan kenangan duka terselip di kehidupan Hega saat kuliah dulu. “Ga…., “ teriak seseorang Hega menoleh, ternyata sahabatnya yang memanggilnya di depan perpustakaan. Wajah manis dalam senyuman dan mata lugunya membuat Hega menyambutnya dengan senyuman juga. “Ada Apa, Is?” tanyanya. “Besok kamu bisa ikut acara MUSDEGA? Kamu kan kerani. Wajib Ikut lho… “ Tanya si Aisyah. Bukan hanya tanya tapi dia lebih kepada memastikan kehadiran Hega untuk musyawarah Pandega yang akan diadakan hari Sabtu sampai Minggu esok hari. “Belum pasti” jawab Hega lesu dengan menekuk mukanya. “Ayolah semangat.. kamu past...

Kupatan

Pagi selepas jamaah subuh pada hari raya ke-8 Idul Fitri ini saya bergegas menuju dapur untuk mempersiapkan ketupat dan launya untuk dibawa ke masjid. Setiap hari bulan Syawal tanggal 8, pagi sebelum matahari terbit, tradisi di desa kami selalu mengadakan kendurian ketupat di masjid dengan seluruh masyarakat di sekitar Sewaktu kecil saya ketika bapak masih ada selalu di bangunkan dan diajak untuk kenduri di masjid. Meski dingin pagi saya semangat untuk mandi dan bersiap. Bahagianya   ketika menerima bagian ketupat dan melahapnya dengan lauk sayur blendrang dan sedikit taburan kedelai gorang yang dihaluskan, sangat enak. Sekarang gantian anak-anak yang merasakan kebahagiaan itu, mereka bersemangat untuk mempersiapkan diri ke masjid dengan mandi dan berpakaian, kemudian mengikuti ayahnya untuk bersiap ke masjid. Si kecil yang pulas dalam tidurnya terbangun mendengar kesibukan kakak-kakanya, dan berteriak “ikut”. Kupatan yang masih sangat berkesan bagi saya adal...