Kesehatan Mental

 



Saya mulai aktif mencari pengetahuan terkait dengan Kesehatan mental. Bukan berarti Kesehatan mental saya bermasalah. Namun saya mengkoreksi diri dan menata kembali emosi dan menyiapkan resolusi 2024. Pengetahuan ini banyak didapat dari membaca informasi di media elektronik yang sekarang lebih mudah di akses melalui HP atau laptop.

Dalam kehidupan kita tidak terlepas dari masalah dan hal hal yang tidak nyaman terjadi dikehidupan kita. Banyak sesi di kehidupan kita yang kita merasa berat dan merasa kita sangat susah untuk keluar dari masalah ini. Secara psikologis kita sering terbebani dan mengakibatkan pekerjaan atau kegiatan bahkan tubuh kita mengalami gangguan disfungsi organ tubuh akibat masalah kejiwaan yang kita alami.

Saya menemukan konten Ig Dr. Santi Yuliani, M.SC, Sp. KJ seorang psikiatris kejiwaan yang konten kontennya menarik dan mudah dipahami.

Akhir akhir ini terjadi situasi toxic terkait dengan kesehatan mental. Banyak kasus bunuh diri, selingkuh perundungan dan lain-lain. Kasus ini sebenarnya bukan hal baru dan perlu kita perhatikan semoga tidak terjadi di kita dan keluarga kita.

Akibat dari beberapa kejadian ini disebabkan oleh ketidaknyamanan dan tidak memiliki saluran untuk mengekspresikan emosi kita. terutama laki-laki yang terstigma harus kuat dan tegar tidak boleh cengeng. Maka akan lebih mudah memberikan ejekan dan cemoohan apabila seorang laki-laki terkena masalah dia menangis.

Saat Kita dikuasai perasaan dan beban psikologis Akhirnya mereka akhirnya malu bahkan takut untuk seek for help = mencari pertolongan. Akhirnya mencari way out dengan hal hal yang negative yang beresiko, minum, marah lempar sesuatu, bahkan bunuh diri.

Mental health akan sangat terganggu saat di pergunjingkan kemudian kita mengadu kepada teman, jawaban yang justru tidak mengenakkan dengan mengatakan : tdk punya iman, kamu lemah, kamu laki laki maka harus kuat.

Apa yang harus kita lakukan untuk merespon teman atau orang yang datang curhat ke kita? yaitu Menunjukkan empati untuk sebuah persoalan. Saat kita tidak nyaman secara emosi dengan masalah yang berat jangan pernah mengatakan “udalah.. nikmatin aja, jangan lebay lah.. ah biasa itu..

Menurut saya jangan pernah membuka diri kepada orang yang jawabannya meremehkan seperti ini, karena kita tidak pernah dianggap dan menganggap masalah kita sepele untuk mereka. Yang perlu kita cari adalah orang yang merespon persoalan kita yang mengakibatkan emosi kita reda.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...