Langsung ke konten utama

Jejak-jejak teracak dalam kemah moderasi

 


Sudah menjadi agenda tahunan pembinaan ASN di lingkup Kementerian Agama digelar. Namun tahun ini berbeda dengan pembinaan sebelumnya.

Yang membuat berbeda adalah rentang waktu pembinaan yang cukup panjang 2 hari semalam. Diagendakan dengan kemah moderasi.

Sementara ada beberapa kesalahpahaman yang terjadi diantara kami ASN yang berada di DPK kan di madrasah yang diselenggarakan masyarakat. kurangnya informasi menyebabkan sebagian dari kami salah paham dengan agenda kegiatan ini.

Namun semua itu bisa teratasi dan semua bisa mengikuti acara kemah moderasi ini dengan penuh ceria. Pun saya yang sendirian dari satmingkal tempat kerja sendirian, di lokasi kami berbaur dengan teman teman sesama ASN.

Acara ini pagi berkostum olahraga dan siangnya berganti baju batik. Tentu saja batik yang kami pakai beraneka ragam.

Selesai acara pembinaan di dalam ruangan kami bersama menuju ke tenda. Disitulah saya bertemu dengan Mas Nurhadi, senior dan panutan saya dalam menulis. Sebelumnya kami sering menyapa melalui grup WA Ma’arif Menulis sebuah wadah tempat kami mengirimkan hasil tulisan di blog pribadi.

Mas Nurhadi beberapa waktu ini jarang mengunggah tulisan, namun ternyata diam diam dia menulis untuk dijadikan buku. Sudah buku solo yang kedua yang dia karyakan. Berbeda dengan saya. Meski rajin menulis tapi belum bisa meneruskannya menjadi buku.

Saya beruntung bertemu beliau, dan mendapatkan karya “jejak-jejak teracak”  buku yang mengisahkan perjalanan hidup beliau semasa muda. Selamat atas karyanya. Di tunggu karya karya berikutnya. ***

 



Komentar

  1. Terimakasih atensi dan apresiasinya bunda Doktor... Komunitas kita bersama Prof Ngainun Naim, dkk tetap hebat menebar inspirasi...sampai kapanpun kita akan tetap cinta dan bernafas dengan literasi. Dan buku yang terbit hanyalah bonus yang diberikan oleh waktu. Semoga kita semua tak henti berkarya. Aamiin.

    BalasHapus
  2. Luar biasa. Masih menunggu bukunya Kang Nur

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Push the limit

The world changes when you change your perspective. (Yogadailypractice) Push the limit artinya pada paksa dirimu untuk melampaui batasmu. Biasanya istilah ini digunakan untuk olahraga. Mendorong dengan setengah memaksa untuk melampaui batas sehingga menjadi lebih dari yang kita mau.  Push the limit dalam yoga, juga di maknai untuk memaksa otot tubuh lebih renggang lebih lentur. Guru yoga virtual saya dari Australia mengatakan jangan dalam pose-pose yoga kalau sudah bisa harus di tingkatkan levelnya. Ada beberapa pose o diajarkan seperti vp pose, eagle, bridge, warior1,2,3 sun warior, cat pose, cow pose, head   stand dan lain lain.  Beberapa pose ini meningkatkan efektivitas kerja otot dan membuat postur tubuh menjadi lebih bagus. Tidak bungkuk dan tidak ndegeg (archy). Kesemua itu endingnya adalah kebugaran tubuh.  Saya memaknai push the limit ini juga dalam menulis. Ajakan dari Doktor Naim untuk ajeg menulis setiap hari lima paragraf, menurut saya mengajak ki...

Kontroversi (jangan) Masuk Sekolah

Pagi ini tergelitik saya dengan beberapa pemberitaan yang ada di internet terkait dengan masuk sekolah. wajarlah bila masuk sekolah dibincang karena anak-anak dalam PSBB ini sudah hampir 3 bulan tidak bersekolah. orang tuapun bertanya tanya kapan masuknya.  Seperti yang dilansir oleh  tribun news  bahwa Mendikbud Nadiem Makarim belum mengumumkan apapun mengenai waktu belajar sekolah, dan Mendikbud menyatakan bahwa keputusan mengenai waktu dan metode pembelajaran juga atas pertimbangan gugus tugas percepatan penanganan covid-19. Namun Kementerian ini memang sudah mempersiapkan skenario untuk pembelajaran, namun format seperti apa dan kapan dimulainya pembelajaran masih menunggu, karena bukan hanya terkait dengan faktor pendidikan, namun juga faktor kesehatan.    Salah satu sisi kebijakan pemerintah untuk menentukan PSBB sampai Juni 2020 membuat anak-anak sekolah dan Instansi pendidikan bersiap ke sekolah, kurikulum baru dari Kementeria...