Langsung ke konten utama

pidato Cinta Tanah Air



Pidato ini untuk mengenang para pahlawan yang berjuang mempertaruhkan tubuh dan jiwa nya untuk kemerdekaan Indonesia.

CINTA TANAH AIR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Ladies And Gentlemen

First of all,/ lets thanks and pray unto our God/ Allah swt. /Who has been giving us /his mercies and blessings /until we can attend this meeting/ without any trouble and obstacles.

Second,/ may shalawat and salam /always be our phophet Mohammad SAW. Who has guided us /from the drakness to the  lightness, / from the stupidity to the Madani era./ Namely Islam.

In this occasion, /I will deliver my speech about / “love our country” /or spirit of nationalism./ Hopefully /this speech could be useful for us. Ameen.

Ladies and Gentlemen

Our indepence heroes / was sacrifice their body,/ soul / and all the treasure they have/  for one purpose. /It was the independence of Indonesia. / They had kidnaped, / had jailed, and even had killed by invanders./ But the spirit of their nationalism never die./ For example/ the struggle “arek arek suroboyo” / bung tomo and his Army./ They climbed the flagpole in YAMATO Hotel. /they ripe the Netherland flag / on blue color / become Red and White /to be Indonesian flag. They are not afraid at all / to fight infanders. Even they knew / that they would be die. They burned their spiriit with shouted/ “Allahu akbar”, / the fear are enclosed / by a high spirit of nationalism in them.

Hundreds even thousands of heroes died./ But its worth, / because the dream came true. / The Independence Day./ Imagine if that time / there weren’t spirit of nationalism,/ maybe now we are still suffer, / hunger /and in the grip of invanders.

Ladies and gentlemen

Now / we are back at this currrent time./ Do we have the siprit of nationalism inside us? /Are we willing to sacrifice our life /to defend the nation? To keep our nation flag / raising on the sky? / Altough/ we have been enjoying the independence, / we still have to keep the spirit of our nationalism, / just like our heroe’s nationalism before us./ However,  / not by taking up gun for war./ We can shown our nationalism/ by buying indonesian product,/ love indonesian archipelago,/ keep the harmony of society, / keep our environment clean and green./ And much more.

if we all as natizen have spirit of nationalism / in our soul, our nation will grow /to become great nation./ And not easy to devide each other./ We will become strong nation / and  achieve the community walfare.

Ladies and gentlemen

I thing it is enough. / Hopefully what I said can be useful for us / and this nation. I will quote the famous term of philosophy / “Don’t Ask What the Country Give to You,/ But Ask What You Have Given to Your Country./ Thank you for your attention, / the last I say….

Wassalamu’alaikum wr. wb

 

Komentar

Posting Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...