Langsung ke konten utama

Panen Kenangan


Panen raya di desaku hampir usai. hamparan sawah menguning seminggu yang lalu sudah beralih kepada hamparan tanah yang membentang sepanjang mata memandang. beberapa petak sawah telah  mulai menumpuk onggokan hitam bekas jerami dibakar. sebagian masih dikeringkan untuk dibakar. terlihat asap mengepul dimana mana. setiap tumpukan jerami kering yang dibakar mengeluarkan asap yang lebat.  

Anganku melayang di 20 tahun yang silam. Disaat masih duduk bangku sekolah menengah atas. Apabila musim panen yang membahagiakan petani justru menjadi penderitaan buat kami. Bagaimana tidak, demografi sekolah kami tepat diantara berhektar-hektar sawah di tepi barat kabupaten Tulungagung. Setiap kali panen kami di kelas juga panen asap dari pembakaran jerami petani. 

Tak jarang kami terkena sakit mata akibat iritasi asap, ada pula yang batuk karena menghirup asap. Guru kami pun sering mengeluh karena harus menerangkan di depan kelas dengan suasana kabut asap yang tebal. Mereka yang usianya sudah udzur juga kesulitan bernafas saat menerangkan dikelas. 

Namun begitu, bersekolah di dekat sawah membuat keasyikan tersendiri buat kami. Angin semilir sejuk menyelimuti kami dikala musim padi telah menghijau. Jauh dari asap knalpot bus dan angkutan kota. Di sekolah kamipun apabila gerbang di tutup, akan sangat sedikit kemungkinan membolos. karena tingginya tembok yang mengitari sekolah. Beberapa murid yang memanjat dinding untuk membolos pasti warga tahu karena terlihat dengan jelas dari kejauhan. 

Ahh.. Betapa rindunya aku dengan masa masa putih abu - abu. Banyak kenangan indah yang tidak mungkin terulang lagi disaat ini. Banyak teman teman yang hilang kontak, beberapa saja yang tetap berhubungan melalui grup. Mereka sudah sibuk dengan dunia kerja sendiri-sendiri. Pun aku juga sering tenggelam dalam pekerjaan yang saya geluti dan organisasi yang cukup menyita waktu. Terkadang ingin mengunjungi sekolah itu lagi. Bagaimana sekarang wajah sekolah ku ya....? *** 



Komentar

  1. Catatan kenangan yang tidak mungkin terulang. Kenangan adalah hal terindah sebagai anugerah. Tanpa kenangan, hidup manusia laksana robot.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih prof panutan. Semoga kenangan ini membawa kebahagiaan

      Hapus

Posting Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Push the limit

The world changes when you change your perspective. (Yogadailypractice) Push the limit artinya pada paksa dirimu untuk melampaui batasmu. Biasanya istilah ini digunakan untuk olahraga. Mendorong dengan setengah memaksa untuk melampaui batas sehingga menjadi lebih dari yang kita mau.  Push the limit dalam yoga, juga di maknai untuk memaksa otot tubuh lebih renggang lebih lentur. Guru yoga virtual saya dari Australia mengatakan jangan dalam pose-pose yoga kalau sudah bisa harus di tingkatkan levelnya. Ada beberapa pose o diajarkan seperti vp pose, eagle, bridge, warior1,2,3 sun warior, cat pose, cow pose, head   stand dan lain lain.  Beberapa pose ini meningkatkan efektivitas kerja otot dan membuat postur tubuh menjadi lebih bagus. Tidak bungkuk dan tidak ndegeg (archy). Kesemua itu endingnya adalah kebugaran tubuh.  Saya memaknai push the limit ini juga dalam menulis. Ajakan dari Doktor Naim untuk ajeg menulis setiap hari lima paragraf, menurut saya mengajak ki...

Aisyah (The Greatest Woman in Islam)

Resensi buku Nama Buku     : Aisyah ra. (The Greatest Woman in Islam) Pengarang        : Sulaiman An-Nadawi, Penerbit            : Qisti Press, 2007 Halaman            : 341 Halaman + xlii Lagu viral saat ini yang berjudul Aisyah, menghentak dunia maya. Sebelum Ramadhan sampai kini. Sosok seperti Apakah Sayyidah Aisyah?? Lepas dari lagu yang tersebut, sebenarnya saya pada dihadiahi sebuah buku oleh suami setelah pernikahan saya di 2007. Judulnya Aisyah r.a yang akan saya resensi kali ini. Dia di juluki humaira’, dia adalah istri Baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau di kenal sebagai Ummul Mukminin. Biografinya di tulis lengkap dalam buku ini, bagaimana sisi sang Sayyidah Aisyah dalam intelektualitas, romantisme dan heroismenya. Buku ini bercerita dari masa kecil Aisyah, sampai pada kecerdasannya mengumpulkan hadits-hadits...