Semua orang punya masalah. Tidak ada yang tidak punya masalah. Sampai Nabi kekasih Allah yang menjadi utusan
untuk menyeru Tauhid dan memperbaiki Akhlak umat manusiapun tidak lepas dari
masalah. Banyak yang berhasil menghadapi masalahnya, namun tidak sedikit pula
yang tidak berhasil mengatasi masalah. Banyak
yang merasa stress dan putus asa dalam hidup ini atas masalah yang dihadapi. Mereka
ingin berlari dari masalah. Namun ternyata dalam pelariannya itu, mereka
bertemu masalah –masalah yang lain.
Dimasa pandemic ini, tidak lagi satu masalah yang kita
hadapi. Kompleks sekali masalah yang harus kita hadapi dan kita urai untuk kita
pribadi, keluarga maupun lingkungan kita. Saat PPKM sudah sampe kepada level melebihi
jari di satu tangan kita, saat itu pula kita mulai banyak melihat orang-orang mengeluarkan
cara untuk protes sebagai bentuk rasa tidak senang mereka menghadapi kebijakan
pemerintah. Ada seorang artis yang memakai pakaian bikini two piece keluar ke
trotoar demi memprotes, puluhan pedagang dan pebisnis yang sudah gulung tikar,
menutup kantor, mengurangi jumlah karyawan dan merumahkan mereka tanpa
pesangon. Melanggar aturan kebijakan pekerjaan non esensial yang tidak perlu
mempekerjakan full karyawan mereka, demi mencapai target mereka harus masuk
kerja dan menyelesaikan target perusahaan, dan banyak lagi persoalan saat ini.
Pandemi ini mau tidak mau kita harus menghadapi sebagai
sebuah masalah dan harus kita hadapi dengan otak dingin dan hati yang ikhlas
juga. Ada hal-hal yang bisa kita perlu renungkan untuk membuat kita lebih bisa
menghadapi masalah terutama di masa pandemic ini.
Pertama Bersyukur.
Kita patut sekali bersyukur masih diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Triwulan ini
angka kematian di Jawa Timur saja mencapai 50.000. salah satu penyebabnya
adalah paparan virus ini kepada masyarakat.
Kita juga patut bersyukur bahwa sebagai ASN atau yang memililik pekerjaan
tetap. Dalam masa pandemic ini kita tetap menerima honor, meski tidak besar
kita bersyukur dibandingkan dengan orang yang di sekeliling kita yang dalam
masa pandemic ini. Banyak yang mengeluh dengan kondisi ekonomi yang kembang
kempis, berjualan tidak diperbolehkan malam hari. Mau makan masih kesulitan. Membayar
uang sekolah anak yang sudah menunggak dan lain sebagainya.
Kedua Bersabar. Dimasa
ini kita perlu bersabar. Sabar Menjaga jarak. Karena Sesungguhnya filosofi menjaga
jarak itu adalah memberikan ruang untuk sama. Tidak berbeda pejabat ataupun
rakyat, karena virus ini akan menyerang bagi orang yang melakukan kerumunan. Sabar
untuk selalu memakai masker, sabar berdiam diri dirumah, sabar bekerja dari
rumah, dan Sabar menghindari kerumunan.
Ketiga berbaik sangka,
kita sekuat-kuatnya selalu berbaik sangka atas apa yang terjadi kepada
kita, keluarga kita. Karena apapun yang terjadi tidak terlepas dari kodrat dan
iradat Allah SWT. Sehelai daun yang jatuhpun itu atas izin dari Allah SWT. Memelihara
baik sangka ini sangat berat, namun akan indah pada waktunya. Manusia selalu
mencari makna dibalik musibah, dan ketika kita meyakini bahwa tidak ada musibah
selain atas izin dari Allah, maka perjalanan menghadapi corona ini akan semakin
ringan.
Keempat untuk mengahadapi masalah adalah memperbaiki sholat, kita semua sering
melantunkan surat Al-Ma’un yang didalamnya dijelaskan ada orang yang
mendustakan agama salah satunya adalah orang yang lalai dalam sholatnya. Apabila
kita mau keluar dari masalah maka langkah ini sangat tepat karena dalam sholat yang
sempurna kita bisa menjadi pribadi yang sempurna pula. Sholat menjauhkan kita
dari perbuatan keji dan munkar. Sholat pula yang menjadi tegaknya agama kita. Didalam
sholat inilah ketika kita lurus menuju jalan Allah, maka kita akan mampu keluar
dari masalah dengan selamat di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar