Langsung ke konten utama

Berita Duka dari bumi Ruwa Jurai



Sabtu Pagi.. tidak seperti biasanya rasa malas ku menyelimuti sejak bangun tidur saat tarhim subuh menggema. Pundak ini terasa pegal sekali setelah sehari kemarin mengikuti upacara Hari Amal Bakti Kemenag ke-79. 

Hari ini kementerian agama kab. tulungagung mengadakan acara jalan sehat rangkaian acara HAB rersebut. Saya ijin sama suami untuk berangkat tetapi dicegah. "Tidak udah berangkat kalau memang badan tidak fit." ucapnya sambil mengusap kepala ini dengan tangan kanannya. Akhirnya saya menetapkan hati untuk tetap tinggal di rumah. 

jam 08.00 WIB di grup WA keluarga Lampung diunggah foto ibu mertua yang sedang terbaring di rumah sakit oleh adik ipar perempuanku.. dengan caption "Mohon doa mamak sekarang sedang di Rumah sakit." Keluarga yang ada di Kalimantan, di Lampung Timur, dan di Jawa semua mendoakan beliau. Saya juga membalas WA adik dengan doa semoga lekas sembuh. Suami yang sibuk di depan laptop saya beritahu bahwa mama sedang di RS. "Hmmm ya.." itu aja jawabnya. 

Agak kesal sih dalam hati, karena jawaban singkatnya. Tapi itulah dia jarang ngomong dan lebih senang tenggelam dalam pekerjaannya. Akhirnya saya ngeloyor pergi ke dapur untuk mempersiapkan bahan bahan makanan yang akan di pakai berbuka sore hari nanti. karena pas bulan Rajab, kami melaksanakan puasa sunnah. 

saya kembali ke ruang kerja suami jam 10:30  dan nimbrung di sebelahnya. Dia menghentikan sejenak pekerjaannya dan bilang kalau adik sudah memberi tahu bahwa mama sakit sejak 2 hari yang lalu. dia pengin pulang ke lampung untuk menengoknya. 

Belum ada semenit sejak dia berkata, saya buka pesan whatsapp yang isinya kalimat Tarjih " Innalillahi wa inna ilahi rojiun" telah meninggal ibunda mertua saya. Sontak saya memberitahu suami. Pias dan sedih raut mukanya. Setelah beberapa waktu tertegun, sayapun menyarankan untuk segera mencari tiket bus trans jawa yang bisa di booking secepatnya. 

Suami mendapatkan jadwal Rosalia jam 1 dari Blitar. Semula dia yang berangkat sendiri. Saya di rumah saja karena ibu saya juga perlu pendampingan intensif di rumah. Namun entah mengapa melihat suami yang bersedih seperti itu saya tidak tega "saya ikut abi" tegasku. sekejap kemudian saya keluarkan koper dan beberapa  baju di lemari, mengontak mas usman, untuk mengantarkan kami ke Blitar. 

Jam 11 kami meluncur ke Blitar. (to be continued).. 

Komentar

Popular Post

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...