Rabu, 23 Oktober 2019 telah diumumkan
komposisi Menteri pembantu presiden Jokowi. Yang menarik diantara
komposisi Menteri ini dengan adanya mendikbud pengganti Muhadjir Effendi yang
background Bos Gojek (Nadiem Makarim).
Tidak tanggung-tanggung dia menjadi Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang
sekarang disatukan dengan Pendidikan Tinggi. Artinya Menteri ini mengelola Pendidikan dasar
menengah dan perguruan tinggi.
Saat itu Belum genap 1 hari sambutan public dan
medsos sangat luar biasa. Trending topik pembicaraan seputar Pendidikan. Meme
begitu banyak memberikan komentar miring dengan kebijakan Jokowi memilih Nadiem menjadi mendikbud dikti. ada yang mengatakan SD SMP SMA tidak usah belajar,
nanti jadi gojek aja. Cuitan di tweeter ramai "bayar SPP lewat Go Pay". "Hari ini
belajar apa nak? Tanya guru, siswanya menjawab “sesuai aplikasi”. "Bos Nadiem jadi mendikbud, KJP di diisi saldo
go-pay untuk pelajar naik gojek"; "kurikulum IT mulai di Kelas 5 SD dengan
aplikasi wajib Gojek, Pelajar naik Grab, yang di jakarta meme viral juga menyebutkan "KJP di cabut; bus sekolah di tiadakan
diganti Gojek", "kantin sekolah dihapus di ganti go send".
Sadar apa tidak public
di medsos sangat interest dengan Pendiri start up Gojek ini. Public menerawang
kedepan dengan meme yang di unggah mereka bahwasanya Pendidikan Indonesia akan
mengalami perubahan. Mereka membandingkan Pendidikan dengan latar belakang
Menteri Pendidikan baru ini yang bisa dikatakan sangat berbeda latar belakang
nya dari Gojek ke Pendidikan. Meskipun bang Nadiem Makarim ini seorang lulusan
Harvard university.
Di ranah Pendidikan dasar dan menengah mungkin banyak pihak, seperti praktisi Pendidikan dan lain-lain akan bertanya seperti saya.
Bagaimana nasib Kurikulum 2013 ke depan? Apa yang akan menjadi kebijakan
Menteri baru?
Kurikulum 2013 selama ini masih menyisakan
banyak kontroversi, dan dirasa masih belum sempurna diterapkan oleh dunia
Pendidikan. Sejarah dari Kurikulum 2013 berawal dari gagasan Moh Nuh, DEA Mendikbud
kala itu yang merubah kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013 yang memiliki ciri
khas penilaian memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Melalui penilaian authentic.
Bapak Nuh kala itu merasionalisasi
mengapa kurikulum 2006 di rubah dan tujuan perubahan kurikulum ini bertujuan
untuk mempersiapkan lulusan dari masing masing jenjang Pendidikan menjadi insan
yang berkompeten pada masa anak tersebut. dari 4 kompetensi yang di rubah
adalah Kompetensi Isi dan proses. Kurikulum ini masih banyak penyempurnaan
sekitar 3 sampai 4 kali dikala Menteri Muhadjir Effendi. Pada kurikulum 2013
yang menitik beratkan kepada pendekatan scientific approach ini masih
menyisakan kebingungan dari para guru, bentuk dan prakteknya masih belum
sepenuhnya dilaksanakan pada jenjang Pendidikan di Indonesia. Langkah – langkah
pembelajaran pada scientific Aproach, kurikulum 2013 menekankan pada dimensi
pedagogic modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Ada
lima langkah pembelajaran yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran, hal ini membutuhkan kemampuan,
keterampilan dan menterjemahkan dalam praktek pembelajaran seorang guru di
dalam kelas.
Sedangkan Sambutan bapak Jokowi saat
memperkenalkan Nadiem Makarim sebagai mendikbud sebagaimana dikutip kompas.com "Kita akan membuat terobosan yang
signifikan dalam pengembangan SDM yang menyiapkan SDM siap kerja, siap usaha
yang link and match antara pendidikan dan industri ada di wilayah Mas
Nadiem,"
Isyarat link and match ini tentunya akan
merubah wajah kurikulum dan Pendidikan
di Indonesia ke depan. Program link and match atau magang ini sudah pernah
dicanangkan oleh pemerintah orde baru zaman presiden Soeharto dulu. Kalau ini
benar terjadi maka kita sebenarnya mengalami kemunduran kebijakan meskipun
dikemas pada kemasan aplikasi atau start up baru. Meski Pendidikan dan industry
bila disandingkan tidak ada salahnya, namun Pendidikan seharusnya butuh
pengejawantahan yang lebih luas di bandingkan dengan penyiapan manusia siap
kerja.
Link and match dipopulerkan oleh Mendikbud
Wardiman Joyonegoro waktu itu. Pada tahun 1990-an di era wardiman ini, Link and
Match betul betul menjadi mantra pada setiap diskusi Pendidikan. Tidak mengutip
dua kata ini, berarti dia tidak tahu Pendidikan, meskipun gelarnya adalah
professor doctor, sehingga konsep ini menggerus inti dari dunia Pendidikan.
Konsep link and match saat itu diartikan adalah keberkaitan dan keberpadanan
dengan dunia kerja. Seakan akan dunia Pendidikan dan kerja adalah dunia yang
padu. Problem kala itu memang output Pendidikan lebih besar dari pada kemampuan
dunia industry menangkap SDM nya. Pendidikan berjalan sendiri dengan konsepnya
dan tidak sejalan dengan dunia industry. Sekarang era industrialisasi
berkembang begitu cepat sejalan dengan tekhnologi era digital. Mengubah tenaga
manusia menjadi cukup dengan mesin. Era post indutrialisasi ini dicirikan
dengan berkembangnya zona 4.0 dimana perubahan pola hidup menjadi
ketergantungan dengan tekhnologi digital menggurita.
Menurut saya era digital tidak
lagi cocok dengan program link and match yang menctak manusia menjadi robot
pekerja industry. Robot tentunya akan lebih bisa bekerja dengan baik tanpa
cacat di banding manusia. Yang terpenting di Indonesia sekarang ini adalah Penyiapan
karakter dan akhlak mulia untuk membandung budaya negatif dari individualistis
industry digital. Memupuk rasa Nasionalismelah yang sangat dibutuhkan di era
milenial ini. Karena banteng pertahanan terakhir bangsa ini dari gerusan
penjajahan era digital dan gerusan moral ini adalah religiusitas dan rasa
nasionalisme.
Tetiba saja, wabah global terjadi di dunia, Corona Virus yang ditemukan pertama kali di China, menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia. Indonesia pun terdampak. tetiba itu pula wajah pendidikan berubah. UN yang semula direncanakan ditiadakan tahun depan, di percepat tahun ini tidak melaksanakan UN. semua pembelajaran menjadi moda daring (online). Pembelajaran dilaksanakan di rumah. Guru dan pegawai lainnya bekerja dari rumah (WFH). Guru dipaksa bisa google drive, E-Learning, Ruang Guru, dan lain lain dan mengoperasikan tekhnologi informasi dalam menyampaikan materi dan mengevaluasi siswa. harus kirim laporan melalui e-mail ke Kepala Madrasah.
Belum lagi keluhan kuota yang sama sama di keluhkan oleh Bapak dan Ibu guru, selama proses PSBB (pembatasan Sosial Berskala Besar). Hampir 90% kegiatan manusia berbasis tekhnologi informasi. Tidak ada tatapmuka melainkan hanya bertemu secara online selama sebulan lebih, ada rasa yang hilang dari sekolah online ini. Guru meski bisa mengevaluasi pengetahuan, namun mereka tidak dapat mengecek perilaku anak dan bagaimana karakter mereka.
Padahal sesungguhnya di pendidikan dasar dan menengah porsi pembentukan akhlak mulia adalah menjadi penting dan utama. membangun bangsa ini pembentukan akhlak dan pengembangan pengetahuan diperlukan untuk keseimbangan. kita tidak mau mencetak generasi penerus seperti Gayus. Pinter tapi tidak berakhlak. Atau para koruptor yang menggerogoti uang negara bak tikus got.
bukan hanya nasib kurikulumnya saja
BalasHapustapi guru menjadi bingung, sbb sering ganti kurikulum
Saya merasakan kurikulum 13 itu sangat bagus karena dia lahir dari menteri santri , ada link and match antara keimanan di Ki ki1 ada nilai sosial di ki2 dan Ki 3 pengetahuan Ki 4 di sikap dan perilaku dan keterampilan, ini sebenarnya yang wajib mengelaborasi adalah guru sejauh mana guru itu sadar akan makna kurikulum itu dan saya merasakan saat ini guru banyak yang keluar dari rasa kurikulum k13 misalnya pernah kah mengajar matematika disandingkan dengan dengan mengutip agama atau mengaitkan nya? Atau pelajaran lainya, corak kurikulum k13 adalah integrited kurikulum bukan separated curriculum tapi banyak guru yang masih mengajar dengan rasa separated curriculum.
BalasHapus