Satu Per Satu Sakit

 



Satu persatu terkena virus. Sejak kepergian mamak di Lampung saya merasa badan tidak nyaman, demam dan batuk yang sangat sakit di dada. Menahan sakit di perjalanan ribuan kilo bukanlah hal yang mudah. Nyaris saya tidak bisa memasukkan makanan ke perut karena semua terasa hambar. Selama 28 jam di perjalanan yang menemaniku adalah minyak kayu putih dan Obat penurun demam. 

Sesampai di tanah Jawa, saya tergolek lemah selama sehari semalam di peraduan. Namun saat badan masih lemas, sore harinya suami saya mengeluh sakit panas dan minta dibelikan obat di Apotik Blitar, "rasanya seperti kena sakit tipes kemarin mi". Saya pun memaksa memacu motor ke daerah Sanankulon Blitar untuk membeli Jus Cacing 3 resep. Padahal keringat dingin terus mengucur di seluruh tubuh. 

Jelang malam, si kecil bungsu ku merengek terus. Minta ini itu, minta terus ditemenin dan minta perhatian lebih. firasatku mengatakan dia pasti terkena sakit juga. Benar juga malam hari badannya panas sekali. saya kompres dengan air hangatpun tidak mempan. Paginya saya mengantarkan anak ke bu Bidan langganan kami untuk berobat. Sakit merawat suami dan anak sakit itu sesuatu banget.

Saat obat dari bu bidan habis, namun tidak kunjung sembuh setelah jeda 3 hari, Saya membawa si kecil ke Rumah Sakit terdekat. Meski kami peserta BPJS namun karena tidak termasuk kegawatan saya tidak bisa klaim dan hanya bisa berobat dengan pasien umum. Diminta untuk rawat inap namun memakai umum saya tolak. "Saya rawat di rumah saja dok" Karena saya merasa hak saya sebagai peserta BPJS tidak bisa di wadahi dan saya masih punya satu pasien lagi di rumah. 

Saya kembali ke rumah setelah membayar tagihan cek darah dan tiket rumah sakit serta pengambilan obat. Ganti satu lagi di rumah yang mengeluh sakit, ibu saya. Dia mengeluh dadanya sesak dan sakit sekali. Sang ibu memang penderita jantung yang seharusnya kontrol sebulan yang lalu. Karena kesibukan kami, tidak sempat membawa kontrol. Di tambah lagi semua obatnya sudah habis. Malam jam 21:00 kakak saya untungnya berkunjung ke rumah, sontak saya minta untuk ke apotik untuk membeli obat yang biasa di minum. 

Semoga semua segera sembuh dan kembali ceria. *** 

Susahnya Mencari Armada


Jam 11 kami bertolak dari rumah menuju ke Blitar. Berharap segera bisa menuju ke Lampung. menghormat di pusara mamak. keluarga lampung meminta ijin ke suami untuk memakamkan mamak sebelum dia sampe ke lampung. maklum perjalanan kami memakan waktu 36 jam kalau lancar. dan suami mengiyakan. 

Suami sudah yakin salah satu armada bus yang dia pesan melalui HP memang jam 1 berangkatnya. saat kami tiba di Pool petugasnya mengatakan jam 11 tadi berangkat. 

kami langsung menuju armada bus Lorena di Jalan Bali Blitar. Bolak balik kamu ke pool tsb ternyata tidak ketemu. sampai kami bertanya kepada warga sekitar ternyata pool Lorena disitu sudah pindah lama. dan jam segini sudah tidak ada lagi bus ke lampung. adanya jam 10 -11 tadi. 

Di Blitar ada pool Harapan Jaya. kami mampir untuk mencari informasi sekalian pesan tiket kalau ada. ternyata dari Blitar juga sudah berangkat armadanya jam  10 an tadi. 

Suami mencari lagi info dari Armada (R) yang tadi kami pesan dari HP. katanya masib ada. silahkan mengisi data dan tf dulu. nanti jam 1 ada dari tulungagung. saya sempat berdebat dengan suami jangan di tf dulu. takutnya penipuan. sementara suami sudah percaya kalau memang armada itu memang berangkat jam 1. "Gini aja deh.. saya telp teman di tulungagung untuk memastikan di pool tsb ada jadwalnya nanti saya minta pesankan langsung di pool tsb." usul saya. Sambil kami memacu mobil ke arah Tulungagung. 

Syukur ada dik Richaa.. kebetulan dia posisi di kota dan gercep untuk datangi pool bus tersebut. Dan disana benar.. tidak ada jadwal jam segitu. adanya besok jam 10.  Alhasil kami belum sempat jadi korban penipuan. Akhirnya saya meminta dik Richa untuk mencarikan armada bus yang ada. 

Dia langsung menuju Pool Bus Harapan Jaya. Adanya bus sampe Jakarta saja. yang ke lampung juga berangkat pagi tadi. Saya dan suami memutuskan untuk pesan tiket bus tersebut. Jakarta turun Kalideres selanjutnya nanti kami estafet bus ke Merak kemudian menyeberang dan menuju kota kelahiran suami Lampung Selatan.. ***

Berita Duka dari bumi Ruwa Jurai



Sabtu Pagi.. tidak seperti biasanya rasa malas ku menyelimuti sejak bangun tidur saat tarhim subuh menggema. Pundak ini terasa pegal sekali setelah sehari kemarin mengikuti upacara Hari Amal Bakti Kemenag ke-79. 

Hari ini kementerian agama kab. tulungagung mengadakan acara jalan sehat rangkaian acara HAB rersebut. Saya ijin sama suami untuk berangkat tetapi dicegah. "Tidak udah berangkat kalau memang badan tidak fit." ucapnya sambil mengusap kepala ini dengan tangan kanannya. Akhirnya saya menetapkan hati untuk tetap tinggal di rumah. 

jam 08.00 WIB di grup WA keluarga Lampung diunggah foto ibu mertua yang sedang terbaring di rumah sakit oleh adik ipar perempuanku.. dengan caption "Mohon doa mamak sekarang sedang di Rumah sakit." Keluarga yang ada di Kalimantan, di Lampung Timur, dan di Jawa semua mendoakan beliau. Saya juga membalas WA adik dengan doa semoga lekas sembuh. Suami yang sibuk di depan laptop saya beritahu bahwa mama sedang di RS. "Hmmm ya.." itu aja jawabnya. 

Agak kesal sih dalam hati, karena jawaban singkatnya. Tapi itulah dia jarang ngomong dan lebih senang tenggelam dalam pekerjaannya. Akhirnya saya ngeloyor pergi ke dapur untuk mempersiapkan bahan bahan makanan yang akan di pakai berbuka sore hari nanti. karena pas bulan Rajab, kami melaksanakan puasa sunnah. 

saya kembali ke ruang kerja suami jam 10:30  dan nimbrung di sebelahnya. Dia menghentikan sejenak pekerjaannya dan bilang kalau adik sudah memberi tahu bahwa mama sakit sejak 2 hari yang lalu. dia pengin pulang ke lampung untuk menengoknya. 

Belum ada semenit sejak dia berkata, saya buka pesan whatsapp yang isinya kalimat Tarjih " Innalillahi wa inna ilahi rojiun" telah meninggal ibunda mertua saya. Sontak saya memberitahu suami. Pias dan sedih raut mukanya. Setelah beberapa waktu tertegun, sayapun menyarankan untuk segera mencari tiket bus trans jawa yang bisa di booking secepatnya. 

Suami mendapatkan jadwal Rosalia jam 1 dari Blitar. Semula dia yang berangkat sendiri. Saya di rumah saja karena ibu saya juga perlu pendampingan intensif di rumah. Namun entah mengapa melihat suami yang bersedih seperti itu saya tidak tega "saya ikut abi" tegasku. sekejap kemudian saya keluarkan koper dan beberapa  baju di lemari, mengontak mas usman, untuk mengantarkan kami ke Blitar. 

Jam 11 kami meluncur ke Blitar. (to be continued).. 

Perempuan sebagai Garda terdepan



Dalam rangka Milad FORHATI ke 26, yang jatuh pada tanggal 12 Desember Forhati Wilayah Jawa Timur mengadakan peringatan dibarengkan dengan moment peringatan hari ibu tanggal 22 Desember. Bentuk peringatan milad ini adalah Sarasehan Bersama FORHATI Daerah di wilayah Jawa Timur.

Acara di Adakan di Ghra KAHMI JATIM dengan acara Baksos Bersama Ojol Perempuan, Potong Tumpeng dan puncak acara adalah Sarasehan.

Ayunda Dr. dr. Herlin Ferliana, M.Kes adalah Pemateri dalam acara sarasehan, dipandu oleh Ayunda Dini L Nafiati, M.Psi, Dr. Herlin yang barusan purna tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengaku senang berkumpul dan berhimpun lagi Bersama perempuan perempuan hebat di Jawa Timur.

Dr. Herlin yang juga istri dari Anggota DPR RI tahun 2014-2019 Achmad Rubai menguatkan keberadaan perempuan di ranah publik sebenarnya memiliki kesempatan yang lebar dan luas. Beliau mengalami periode Gubernur dari bapak Imam Oetomo, Pakde Karwo dan Bu Khofifah ini tentu saja telah sangat tahu betul lika liku perjalanan pemerintahan di provinsi Jawa Timur ini.

Menurutnya penting sekali perempuan berperan dalam setiap kebijakan di setiap tingkatan struktur mulai dari desa- pusat. Karena perempuan juga salah satu factor penting dalam penentu sukses tidaknya pembangunan terutama di daerah Jawa Timur.

Dalam hari ibu kali ini Dr. Herlin sebagai dewan penasehat FORHATI berpesan untuk kader KOHATI dan FORHATI untuk bisa menjadi istri, ibu, dan pemimpin masyarakat. Menjadi istri bagaimana bisa mendorong suami untuk sukses, senada dengan slogan Ki Hajar Dewantoro bisa ing madyo mangun karso.

Perempuan sebagai ibu juga harus bisa memanage anak anak sebagai generasi penerus yang sukses juga, karir bagus maka anak anak pun harus tidak boleh tertinggal, harus bagus pula.

Perempuan sebagai pemimpin masyarakat, sekarang banyak perempuan dalam ranah publik menjadi pemimpin yang tidak kalah kiprahnya dengan laki laki. Di Jawa Timur selain gubernur ada 5 kepala daerah perempuan dan sekian wakil kepala daerah juga perempuan. Di berbagai SKPD dan dinas juga sudah banyak dipimpin oleh perempuan.

Dr. Herlin pun menyitir hadits nabi, saat sahabat bertanya siapa di dunia ini yang harus dihormati? Ibumu. Sampai tiga kali nabi mengatakan yang dihormati adalah ibu. Maka kita sebagai ibu harus mampu memantaskan diri sebagai ibu.

Hadir dan membuka acara sarasehan Kordinator Presidium Bawon Adi Yitoni dan Bersama Presidium FORHATI  Dr. Eti Rohmawati, Dr. Sopanah, Anis Lailiana, SE, Dini Latifatun Nafiati, M.Psi, serta beberapa Forhati dari Daerah se-Jawa Timur.

Mental Kaya



Didalam Islam kita tidak dilarang menjadi miskin atau menjadi kaya. Yang dilarang Islam adalah Mental Miskin. Islam mengharapkan semua orang bermental kaya. Meskipun orang tersebut miskin namun diharapkan bisa bermental kaya. apa maksudnya??

Pernahkah kita bertemu orang meskipun dia kaya, saat bertemu dengan orang pesohor atau orang kaya lain dia berfikir apa yang bisa diambil dari pesohor ini? Mental ini adalah mental miskin. mereka mau menadah. 

Rosulullah SAW mensabdakan bahwa 'Al Yaddu ulya khoiro min yadis sufla' Bahwa Tangan diatas (memberi) lebih baik daripada tangan dibawah (menerima). Menjadi mental kaya adalah tangan diatas yang selalu memikirkan apa yang bisa aku bantu dan apa kemanfaatan diri saya untuk orang lain. 

Alkisah saat nabi berhijrah ditemani kaumnya termasuk didalamnya adalah Abdurrahman bin auf, dia adalah orang terkaya di Mekah. Saat Hijrah Abdurrahman diperbolehkan oleh kaum kafir Quraisy dengan syarat semua harta yang dia dapat di Makkah tidak boleh dibawa. Karena kecintaannya kepada Allah dan Rosul sahabat Abdurrahman bin Auf rela meninggalkan semua. Dia berhijrah mengikuti Rosulullah membawa baju yang melekat pada dirinya saja. 

Di Madinah Abdurrahman bi Auf dipersaudarakan dengan kaum Anshor bernama Sa'ad bin Rabi', Beliau orang terkaya juga di Madinah. Pada hubungan ini mereka berdua sama sama memiliki mental kaya. Sa'ad bin Rabi' menawarkan Abdurrahman untuk memilih istri nya karena istrinya ada dua, dia akan ceraikan dan diberikan kepada Abdurrahman. Toko toko yang berpuluh puluh toko dia akan bagi dua dan Abdurrahman dipersilahkan memilih yang dia mau. 

Apa jawaban Abdurrahman bin Auf dia tidak memerlukan semua itu.. Tunjukkan aku dimana letaknya pasar supaya aku bisa berdagang disini. Dan satu tahun kemudian Abdurrahman bin Auf telah menjadi saudagar kaya di Madinah melebihi Saad bin Rabi'

Kesimpulannya adalah ketika dua orang bermental kaya bertemu, dia telah tahu jalan fikiran masing masing. Saad tahu bahwa ketika Abdurrahman ditawarkan istri dan hartanya dia tahu Abdurrahman tidak akan mau. 

Dan menjadi kaya bukan berarti hanya membincang terkait harta yang berlimpah. Tapi nilai kebermanfaatan kita dan kemauan kita untuk selalu berfikir dan berlaku apa yang bisa aku berikan kepada sesama makhluk di muka bumi ini. ***


Sedekah Pohon

 



Yang dinamakan sedekah itu bukan hanya memberi uang atau barang kepada orang lain. Dalam hadits nabi, menyingkirkan duri/batu dijalan, bahkan tersenyum itupun dinamakan sedekah. Sedekah memberi kita sebuah kepuasan batin karena telah dimampukan memberikan kepada orang lain. Sebuah hal yang membuat kita merasa kaya. Manisfestasi dari rasa Syukur kita kepada Allah SWT.

Sedekah adalah mental kaya dari para dewmawan yang mau memberi kepada sesama bahkan kepada makhluk Ciptaan Allah lainnya. Memberi adalah sifat Allah yang luar biasa. Menjadikan nilai nilai profetik ini sebagai sebuah hal yang baik dan membanggakan. Allah Insyaallah bangga dengan perbuatan manusia yang memberi secara Ikhlas dengan semata-mata mengharap Ridho Allah.

Setiap pulang sekolah saya punya kebiasaan baru menanam bibit bonsai dan beberapa bibit tanaman buah dan sayur di belakang rumah. Di bawah jambu yang berbuah lebat. Kami beberapa waktu semenjak April kemarin mengubah kebiasaan dengan lebih merawat tanaman tanaman kebun kami.

Allah memberikan buah yang lebat untuk tanaman jambu air dan jambu biji kami. Setiap berbuah kami rawat, dibungkus buahnya supaya bisa matang dengan baik. Kami bagikan ke tetangga dan guru-guru di sekolahan. Bilapun di jual pasti laku karena banyak saya menemui kios rujak buah jambu Mutiara.

Beberapa ranting jambu yang sudah tinggi tidak serta merta saya tebang. Kami cangkok untuk di rekayasa bisa ditanam Kembali. Meski sempat mendapat penolakan dari suami saya, kenapa harus repot repot dicangkok? Mau di tanam dimana lagi?

Alasan saya tentu tidak terlepas dari pemahaman saya saat menanam pohon dalam Islam, menanam pohon selain bermanfaat untuk menjaga lingkungan tetap hijau, bayangkan kita saat menanam satu pohon berapa banyak Oksigen yang akan dihasilkan oleh pohon tersebut. Berapa banyak manfaatnya untuk kehidupan.

Satu pohon yang kita tanam dengan niat yang baik, maka insyaallah amal kita akan terus mengalir, tidak hanya di dunia namun menjadi amal sholeh kita sampai kita beralih ke kehidupan selanjutnya setelah dunia.

Bahkan Hadits nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim menjelaskan “ tiada seorang muslim yang menanam pohon atau tumbuhan lalu dimakan oleh seseorang, hewan ternak, atau apapun itu, melainkan ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya” ***

 

 

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

 


Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama

Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman

Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka

Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.  

Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama.

Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidikan Islam, mulai dari sejarah dan perkembangan pesantren dan kampus Islam, hingga peran mereka dalam mendorong sikap moderat di kalangan umat Islam. Penulis menekankan pentingnya pesantren dan kampus Islam dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi, dialog antaragama, dan pemahaman Islam yang inklusif.

Ngainun Naim dan Abad Badruzzaman juga mengangkat bagaimana pesantren dan kampus Islam dapat menjadi benteng bagi pengembangan moderasi beragama, terutama di tengah tantangan radikalisme dan ekstremisme yang semakin meningkat. Buku ini tidak hanya memberikan pandangan teoretis, tetapi juga menyajikan studi kasus dan pengalaman nyata dari berbagai pesantren dan kampus Islam di Indonesia.

Keunggulan Salah satu keunggulan buku ini adalah pendekatan multidisiplinernya yang menggabungkan kajian sejarah, pendidikan, dan sosiologi untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang peran pendidikan Islam dalam moderasi beragama. Selain itu, penulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga buku ini cocok untuk pembaca dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Kelemahan, buku ini mungkin terasa kurang mendalam bagi pembaca yang mencari analisis lebih kritis atau solusi praktis terhadap masalah-masalah yang dibahas. Beberapa pembahasan mungkin terasa terlalu umum dan tidak memberikan panduan spesifik bagi institusi pendidikan Islam yang ingin mengimplementasikan konsep moderasi beragama.

Kesimpulan Secara keseluruhan, "Pesantren, Kampus Islam, dan Moderasi Beragama" adalah buku yang relevan dan penting untuk dibaca oleh mereka yang tertarik pada pendidikan Islam dan upaya-upaya dalam mendorong moderasi beragama. Buku ini menawarkan wawasan berharga tentang peran institusi pendidikan Islam dalam membentuk sikap moderat dan mendorong harmoni di tengah keragaman masyarakat Indonesia.

Kail Atau Ikan?



Menjadi pendidik seringkali dihadapkan kepada anak anak yang beragam. Dari berbagai latar belakang keluarga yang tidak sama. Masuk ke sekolah mereka dihadapkan dengan peraturan yang sama. Maka reaksi yang terjadi juga beragam. Menerima dan melaksanakan dengan patuh, tapi tidak sedikit pula yang memberontak baik dengan diam diam maupun terang terangan. 

Kondisi kesiapan mental anak didik untuk belajar merupakan hal utama yang harus disiapkan baik oleh orang tua maupun guru. Ada banyak siswa yang merasa sekolah hanya membelenggu kebebasan mereka, sangat bahagia kalau jam kosong atau pulang pagi karena gurunya sedang rapat dinas. 

Sering saya mengelus dada apabila remaja awal ini sedang dalam keadaan tidak baik baik saja. Terlambat datang ke sekolah dengan alasan mereka bangun kesiangan. Mata mereka memerah tanda telat tidur. bahkan beberapa sudah terlihat matanya tidak normal. 

Sesungguhnya tidak ada orang tua yang mau anaknya sengsara. Semua orang tua menginginkan anaknya enak dan sukses, ini yang terkadang menjadi pola asuh yang salah. Bukannya memberi pengalaman berharga untuk bekal hidupnya.

kata pepatah dahulu berilah kail untuk anakmu jangan kau beri ikan. maknanya adalah memberikan pancingan untuk bisa belajar survive dalam kehidupan, yang terjadi kebanyakan sekarang orang tua lebih memberikan fasilitas maupun perlakuan yang membuat anak tidak bisa belajar bertahan menghadapi beban hidup mereka. 

Hebohnya Uji Kompetensi Guru

 


Pernik naik pangkat untuk ASN sekarang di tambah lagi dengan Uji Kompetensi. Dulu belum ada ujian-ujian seperti ini. Saya masuk dalam peserta uji kompetensi untuk naik tingkat dari guru muda ke guru madya. Dari portal kemdikbud yang terintegrasi dengan SIMPKB dari aplikasi simpatika kemenag. Kami bisa masuk ke SIMUKKJ.

Ada beberapa tahapan yang harus kami lakukan untuk sampai pada ujian hari ini 27/8/2024. Mulai proses pengajuan berkas, verval berkas, uji kompetensi dan hasil uji kompetensi. Banyak dari kami ASN yang merasa ribet dengan penyiapan berkas berkas. Beberapa menginjak usia yang tidak muda lagi sehingga untuk masuk ke portal, scan berkas dan mengunggahnya.  

Terhitung mulai bulan Juli kami disibukkan dengan penyiapan berkas. Grup grup ASN berisik dengan beberapa pertanyaan. Bagaimana cara masuknya, bagaimana kalau ada kekurangan berkas, bagaimana kalau ini dan itu banyak lagi yang dipertanyakan. Termasuk saya sendiri juga agak ribet di tengah tengah proses menata dan mengelola sekolahan menghadapi siswa baru. Saya agak kesulitan membagi waktu untuk menyempatkan menangani kepentingan pribadi.

Belum lagi berkas yang ketlisut harus mencari kemana-mana. Terutama berkas SK guru pertama dan SK jabatan Fungsional. Karena SK ini sering tidak dipakai, ketika diperlukan maka harus membuka berkas yang tertimbun lama.

Tahap selanjutnya adalah verval berkas. Dilakukan oleh pihak Kemenag dan pihak kemdikbud. Sekali lagi di grup berisik karena waktu yang diinfokan dan waktu pengumuman berkas di terima atau di tolak tidak sama. Waktu pengumuman sangat terlambat, sehingga banyak yang panik bisa apa tidak mengikuti ujian ini.

Baru di tengah bulan Agustus saat membuka portal https://ujikompetensi.simpkb.id/ kami menerima pemberitahuan pengumuman ujian. Waktu dan tempat untuk ujian. Yang dikatakan TUK (Titik Ujian Kompetensi) ditentukan oleh kemenag kabupaten. Dipusatkan di MTsN 1 Tulungagung kami sebanyak kurang lebih 150 orang mengikuti ujian ini dengan harap harap cemas.

Tanggal 27 Agustus 2024 jam 13.00 – 15.00 Uji Kompetensi dimulai. Ada celotehan dari beberapa orang dengan sumir. Koq mau maunya mau naik tingkat wong naik tingkat ke golongan lebih tinggi berarti pajaknya lebih banyak.

Ada 68 soal yang terdiri dari manjerial, sosio kultural dan teknis. Mengacu kepada kurikulum merdeka dan pengimplementasian profil pelajar Pancasila. Kami serius sekali di sejam yang pertama tapi setelah ujian berlangsung sejam mulai ada gerakan dari tubuh maupun mulut peserta. Akhirnya pecah canda dan tawa dengan berbagai versi. ditambah 12 item untuk studi kasus yang harus dikerjakan sebagai pengganti wawancara.  Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan semua soal dengan tepat waktu. Semoga hasilnya juga memuaskan dan sesuai ekspektasi.

Featured Post

Satu Per Satu Sakit

  Satu persatu terkena virus. Sejak kepergian mamak di Lampung saya merasa badan tidak nyaman, demam dan batuk yang sangat sakit di dada. Me...