RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

 


Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama

Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman

Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka

Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.  

Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama.

Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidikan Islam, mulai dari sejarah dan perkembangan pesantren dan kampus Islam, hingga peran mereka dalam mendorong sikap moderat di kalangan umat Islam. Penulis menekankan pentingnya pesantren dan kampus Islam dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi, dialog antaragama, dan pemahaman Islam yang inklusif.

Ngainun Naim dan Abad Badruzzaman juga mengangkat bagaimana pesantren dan kampus Islam dapat menjadi benteng bagi pengembangan moderasi beragama, terutama di tengah tantangan radikalisme dan ekstremisme yang semakin meningkat. Buku ini tidak hanya memberikan pandangan teoretis, tetapi juga menyajikan studi kasus dan pengalaman nyata dari berbagai pesantren dan kampus Islam di Indonesia.

Keunggulan Salah satu keunggulan buku ini adalah pendekatan multidisiplinernya yang menggabungkan kajian sejarah, pendidikan, dan sosiologi untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang peran pendidikan Islam dalam moderasi beragama. Selain itu, penulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga buku ini cocok untuk pembaca dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Kelemahan, buku ini mungkin terasa kurang mendalam bagi pembaca yang mencari analisis lebih kritis atau solusi praktis terhadap masalah-masalah yang dibahas. Beberapa pembahasan mungkin terasa terlalu umum dan tidak memberikan panduan spesifik bagi institusi pendidikan Islam yang ingin mengimplementasikan konsep moderasi beragama.

Kesimpulan Secara keseluruhan, "Pesantren, Kampus Islam, dan Moderasi Beragama" adalah buku yang relevan dan penting untuk dibaca oleh mereka yang tertarik pada pendidikan Islam dan upaya-upaya dalam mendorong moderasi beragama. Buku ini menawarkan wawasan berharga tentang peran institusi pendidikan Islam dalam membentuk sikap moderat dan mendorong harmoni di tengah keragaman masyarakat Indonesia.

Kail Atau Ikan?



Menjadi pendidik seringkali dihadapkan kepada anak anak yang beragam. Dari berbagai latar belakang keluarga yang tidak sama. Masuk ke sekolah mereka dihadapkan dengan peraturan yang sama. Maka reaksi yang terjadi juga beragam. Menerima dan melaksanakan dengan patuh, tapi tidak sedikit pula yang memberontak baik dengan diam diam maupun terang terangan. 

Kondisi kesiapan mental anak didik untuk belajar merupakan hal utama yang harus disiapkan baik oleh orang tua maupun guru. Ada banyak siswa yang merasa sekolah hanya membelenggu kebebasan mereka, sangat bahagia kalau jam kosong atau pulang pagi karena gurunya sedang rapat dinas. 

Sering saya mengelus dada apabila remaja awal ini sedang dalam keadaan tidak baik baik saja. Terlambat datang ke sekolah dengan alasan mereka bangun kesiangan. Mata mereka memerah tanda telat tidur. bahkan beberapa sudah terlihat matanya tidak normal. 

Sesungguhnya tidak ada orang tua yang mau anaknya sengsara. Semua orang tua menginginkan anaknya enak dan sukses, ini yang terkadang menjadi pola asuh yang salah. Bukannya memberi pengalaman berharga untuk bekal hidupnya.

kata pepatah dahulu berilah kail untuk anakmu jangan kau beri ikan. maknanya adalah memberikan pancingan untuk bisa belajar survive dalam kehidupan, yang terjadi kebanyakan sekarang orang tua lebih memberikan fasilitas maupun perlakuan yang membuat anak tidak bisa belajar bertahan menghadapi beban hidup mereka. 

Hebohnya Uji Kompetensi Guru

 


Pernik naik pangkat untuk ASN sekarang di tambah lagi dengan Uji Kompetensi. Dulu belum ada ujian-ujian seperti ini. Saya masuk dalam peserta uji kompetensi untuk naik tingkat dari guru muda ke guru madya. Dari portal kemdikbud yang terintegrasi dengan SIMPKB dari aplikasi simpatika kemenag. Kami bisa masuk ke SIMUKKJ.

Ada beberapa tahapan yang harus kami lakukan untuk sampai pada ujian hari ini 27/8/2024. Mulai proses pengajuan berkas, verval berkas, uji kompetensi dan hasil uji kompetensi. Banyak dari kami ASN yang merasa ribet dengan penyiapan berkas berkas. Beberapa menginjak usia yang tidak muda lagi sehingga untuk masuk ke portal, scan berkas dan mengunggahnya.  

Terhitung mulai bulan Juli kami disibukkan dengan penyiapan berkas. Grup grup ASN berisik dengan beberapa pertanyaan. Bagaimana cara masuknya, bagaimana kalau ada kekurangan berkas, bagaimana kalau ini dan itu banyak lagi yang dipertanyakan. Termasuk saya sendiri juga agak ribet di tengah tengah proses menata dan mengelola sekolahan menghadapi siswa baru. Saya agak kesulitan membagi waktu untuk menyempatkan menangani kepentingan pribadi.

Belum lagi berkas yang ketlisut harus mencari kemana-mana. Terutama berkas SK guru pertama dan SK jabatan Fungsional. Karena SK ini sering tidak dipakai, ketika diperlukan maka harus membuka berkas yang tertimbun lama.

Tahap selanjutnya adalah verval berkas. Dilakukan oleh pihak Kemenag dan pihak kemdikbud. Sekali lagi di grup berisik karena waktu yang diinfokan dan waktu pengumuman berkas di terima atau di tolak tidak sama. Waktu pengumuman sangat terlambat, sehingga banyak yang panik bisa apa tidak mengikuti ujian ini.

Baru di tengah bulan Agustus saat membuka portal https://ujikompetensi.simpkb.id/ kami menerima pemberitahuan pengumuman ujian. Waktu dan tempat untuk ujian. Yang dikatakan TUK (Titik Ujian Kompetensi) ditentukan oleh kemenag kabupaten. Dipusatkan di MTsN 1 Tulungagung kami sebanyak kurang lebih 150 orang mengikuti ujian ini dengan harap harap cemas.

Tanggal 27 Agustus 2024 jam 13.00 – 15.00 Uji Kompetensi dimulai. Ada celotehan dari beberapa orang dengan sumir. Koq mau maunya mau naik tingkat wong naik tingkat ke golongan lebih tinggi berarti pajaknya lebih banyak.

Ada 68 soal yang terdiri dari manjerial, sosio kultural dan teknis. Mengacu kepada kurikulum merdeka dan pengimplementasian profil pelajar Pancasila. Kami serius sekali di sejam yang pertama tapi setelah ujian berlangsung sejam mulai ada gerakan dari tubuh maupun mulut peserta. Akhirnya pecah canda dan tawa dengan berbagai versi. ditambah 12 item untuk studi kasus yang harus dikerjakan sebagai pengganti wawancara.  Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan semua soal dengan tepat waktu. Semoga hasilnya juga memuaskan dan sesuai ekspektasi.

More reaction, more tear more fear




Sebagai orang tua kita perlu belajar bagaimana memberikan respon terhadap si kecil yang sedang tumbuh kembang. Saya pernah mempraktekkan kekuatan respon ini terhadap mental anak. 

Anak saya pernah terjatuh, tidak sengaja neneknya berteriak dan berkata "ya Allah... Kamu tidak apa apa nak... Mana yang sakit??" didekati dengan tergopoh gopoh dan muka yang cemas dari neneknya. Alhasil si kecil menangis dengan keras. 

Saya sangat maklum dengan seorang nenek yang menginginkan cucunya aman dan tidak terjadi apa apa. Saya coba untuk berkomunikasi dengan beliau lain kali kalau ada kejadian anak jatuh dari karena belajar berjalan atau belajar naik sepeda untuk tidak memasang muka cemas, dan menanggapi dengan sewajarnya saja. 

Di lain waktu anak saya terjatuh karena melompat lompat di kamar tidur, jatuhnya ke lantai karena kakinya terpeleset pinggir ranjang. Dengan tenang sang nenek mendekati dan mengatakan "gak papa kan... Ayo bangun..". Alhasil anak yang mau menangis tidak jadi. Dia tidak menangis karena respon dari lingkungan disekitarnya tidak memanjakannya. 

Kekuatan reaksi/respon yang berlebihan akan membuahkan ekses yang lebih mengerikan. Sama sama jatuh atau terbentur pintu, dengan respon yang berlebihan membuat anak lebih keras menangis dan ketakutan dan cemas.

Maka lebih baik kita sebagai orang tua juga belajar bagaimana memanaj hati untuk menguatkan diri dan tidak memperlihatkan kecemasan kita terhadap sesuatu yang terjadi pada anak atau pasangan kita. 

Itu akan lebih membawa pengaruh positif untuk keluar dari masalah daripada merespon secara berlebihan. 



Kompetensi Kepala Madrasah yang Sering Terlupa

 


Apa yang terlintas di pikiran saat membaca kata kewirausahaan. Ada tiga jawaban teratas saat penulis dengar dari jawaban peserta DDTK penguatan kepala madrasah kewirausahaan terkait bisnis, untung rugi, koperasi sekolah. 

Sebenarnya kewirausahaan kepala sekolah tidak melulu diartikan dengan tendensi dengan bisnis. Kewirausahaan menurut Soeharto Prawiro merupakan suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha Kewirausahaan kepala madrasah adalah suatu sikap jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. 

Dari berbagai sumber wirausaha juga diartikan sebagai sikap mental dan jiwa yang selalu aktif dan kreatif atau berdaya, bercipta, berkarya dan bersajaya dalam rangka mengingkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Kewirausahaan menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala madrasah selain 4 kompetensi lainnya sesuai yang termaktub dalam regulasi pemerintah, yakni Permendikbud no 13 tahun 2007. Sedangkan kewirausahaan diregulasikan oleh Permenag No 58 tahun 2017 diperbaharui nomor 24 tahun 2018. 

Tantangan yang dihadapi kepala dalam mengembangkan madrasah sebagai berikut: 

Pertama Pergesaran budaya anak anak lebih suka K pop dari pada budaya ketimuran. Ketertarikan anak atas budaya luar, sangat besar dibandingkan dengan budaya barat. Kedua Tantangan tekhnologi penggunaannya pada kegiatan yang produktif, mengakses media sosial belum diintegrasikan pada media pembelajaran. Tekhnologi untuk mempublikasikan mempromosikan kegiatan di medsos untuk menjangkau lebih luas.  Ketiga Tantangan selanjutnya adalah Lost generation, saat pandemi Covid melanda banyak murid yang lack dan tidak mampu menyesuaikan gaya belajar melalui daring sehingga  tekhnologi yang dijadikan untuk pembelajaran, menghambat mereka mendapat ilmu dengan maksimal 

Selain itu penggunaan sumber belajar melalui tekhnologi ini mengakibatkan hilangnya karakter. Pendidikan karakter lemah saat tidak terjadi pertemuan antara siswa dan guru secara langsung. Karena pendidikan karakter harus dilewatkan dari suri tauladan dan ulang-ulang. 

Ada 4 kriteria Profil kepala madrasah menuju kepada kewirausahaan kepala madrasah.

1. Memiliki kompetensi unggul dalam menjalankan profesinya

Hari ini yang sedang kita didik adalah anak anak generasi Z dan Generasi Alpha. Sedangkan pendidiknya adalah generasi X dan generasi Milenial. Perlu jiwa-jiwa kewirusahaan, inovasi, kerja keras kreatif untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan madrasah.Tidak hanya kegiatan belajar mengajarnya.

2. Memiliki karakter SDM abad 21

Kepala madrasah harus memiliki ketrampilan Abad 21 diantaranya adalah berfikir kritis, berkolaborasi, kreatif inovatif dan komunikatif. 

3. Sejahtera professional dan mulia

Tujuan semua orang saat bekerja adalah sejahtera, kepala madrasah juga harus professional bekerja sesuai tupoksi. 

4. Tanggap dan cepat mengikuti perubahan jaman 

Di era 4.0 ada disrupsi technology yang diartikan sebagai pergerseran fundamental aktifitas masyarakat, dari aktifitas nyata menuju aktivitas digital yang sifatnya cenderung maya. Ketrampilan digital harus di kuasai oleh kepala madrasah. 


Saat inipun sulit untuk mengatakan jiwa Kewirausahaan kepala madrasah berkembang, karena paradigma yang dibangun masih belum komprehensif. ada 4 faktor penghambat berkembangnya kompetensi kewirausahaan kepala madrasah yakni:

1. Belum banyak Inovasi yang berguna bagi perkembangan madrasah

2. Belum Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. kita tahu bahwa Perancangan strategi dalam membangun budaya kerja keras dan penerapannya, serta etos kerja akan mencapai keberhasilan.

3. Belum Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin. Motivasu adalah bahan bakar untuk sukses, melakukan upaya positif untuk mencapai target.

4. Gampang menyerah dan dalam menghadapi kendala yang dihadapi


Sistem Zonasi (keinginan) memeratakan Mutu Pendidikan di Indonesia


Bulan Juni adalah bulan yang menghantui para orang tua yang putra putrinya sudah menginjak kelas 6, dan kelas 9. Tahun tahun lalu Mencari sekolah terbaik untuk anaknya sesuai NUN yang diperoleh. Anak bisa mencari sekolah yang dia inginkan berdasar Nilai Akhir. Namun situasi ini berubah saat diundangkan Permendikbud No 14 tahun 2018, No 51 tahun 2018, No 20 tahun 2019 dan no 44 tahun 2019. 

Tujuan Utama Zonasi adalah meningkatkan akses pemerataan pendidikan, mengurangi ketimpangan antar sekolah, mengurangi kemacetan dan meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. 

Dengan sistem Zonasi yang mewajibkan sekolah dapat menerima siswa yang berdomisili di sekitar sekolah dalam radius zona tersebut 90 % dari daya tampung, selebihnya jalur prestasi dan perpindahan orang tua wali. 

Sistem ini menuai pro dan kontra, bagi yang berada dalam zona sekolah favorit tentu saja mereka gembira, dengan kuota yang sangat terbuka lebar untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah impian, dan tidak perlu lagi berkompetisi terutama dengan nilai. 

Yang kontra terhadap kebijakan sistem zonasi ini tentu saja tidak sedikit. Opini yang berkembang adalah siswa yang memiliki kualitas baik kesulitan dalam mendaftarkan ke sekolah yang lebih unggul hanya karena jarak rumahnya jauh. Sedangkan sekolah yang berada di dekat dia belum tentu bisa memgembangkan kualitas anak tersebut.

Ada juga fakta tentang manipulasi alamat. Demi sang anak bisa bersekolah yang diinginkan, mereka memanipulasi alamat tempat tinggal. Ini akhirnya yang mengakibatkan deviasi dari tujuan utama dari sistem zonasi itu sendiri. 

Sekarang, Setelah berapa tahun zonasi di terapkan, dirasa oleh banyak fihak masih belum sesuai dengan tujuan awalnya. Di Sekolah, hampir setiap sekolah mendapatkan input siswa dengan prestasi beragam. terdapat Sekolah-sekolah yang terletak diperbatasan kabupaten dengan sekolah swasta terutama kurang mendapat prioritas. 

Selain itu, pembelajaran di kelas dengan siswa kategori berprestasi dicampur dengan siswa yang tertinggal dalam belajar terjadi gap yang cukup jauh. Siswa yang kurang serius belajar memiliki semangat belajar yang rendah. 

Sepengetahuan Penulis apabila anak kurang memiliki keseriusan dalam belajar mereka acapkali tidak membawa buku paket, berpakaian tidak lengkap, mengantuk ketika diajar, beberapa kali meninggalkan jam pelajaran tanpa keterangan, hingga beberapa kali bolos sekolah.

Dari pihak gurupun gap motivasi terjadi guru lebih semangat mengajar pada kelas unggulan daripada kelas biasa. Inilah potret zonasi yang sekarang terjadi di sekeliling kita. ***


Branding Sekolah di era Kurikulum Merdeka

 


Dalam era Kurikulum Merdeka, sekolah dihadapkan pada tantangan dan peluang baru dalam menciptakan identitas dan brand yang kuat. Kurikulum Merdeka menekankan pada kebebasan dalam menentukan cara belajar dan berfokus pada pengembangan karakter serta keterampilan abad ke-21. Branding sekolah yang efektif adalah kunci untuk menarik perhatian siswa, orang tua, dan masyarakat luas serta mendukung implementasi kurikulum yang inovatif ini.

Dalam menginternalisasi kurikulum Merdeka di sekolah/madrasah diperlukan mindset yang terbarukan. Pendidik dan pengelola Pendidikan harus menyamakan persepsi, memahami secara detil implementasi kurikulum ini. Meliputi ; Tata kelola ruangan kelas yang bernuansa surga bagi anak; Tata kelola perangkat pembelajaran yang akomodatif dan praktis; 

Tata kelola target capaian jelas dan terukur;Tata kelola KBM abad 21; Tata kelola administrasi/ super filing system; Tata kelola kegiatan ber SOP; Tata kelola model pembelajaran (Mindmapping, Projects Based, Drilling HOTS, Evaluation); Tata kelola sarana prasarana dengan identifikasi, klasifikasi، labelisasi; Tata kelola Alat Penunjang Pembelajaran  inovatif; 

Tata kelola digital support; Tata kelola penguatan karakter pelajar Pancasila; Tata kelola komunikasi dan kolaborasi efektif dengan orang tua; Tata kelola portofolio murid (Cover, kata pengantar, daftar isi, bab-bab ( berisi 6 aspek perkembangan anak plus dokumen profil pelajar); 

Tata kelola pengembangan bahan ajar &  projects hasil belajar peserta didik; Tata Kelola asesmen dan evaluasi hasil belajar anak; Tata kelola pelaporan hasil belajar peserta didik dengan model SLC (Student Led Conference) model rapotan terbaru yakni anak mempresentasikan pengalaman belajar dan bermainnya di hadapan orang tua masing-masing dengan menggunakan portofolio)

Didalam kurikulum Merdeka pembelajaran yang dikembangkan adalah Pendidikan karakter, kompetensi dan ketrampilan praktis. Di sini sekolah diberikan kebebasan untuk menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan Masyarakat sekitar.

Kepala sekolah sebagai top manager perlu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sekolahnya untuk bisa menentukan strategi branding madrasah. Karena strategi ini akan menjadi ujung tombak maju mundurnya sekolah/madrasah.

Strategi branding bisa diawali dengan penetapan visi misi, pengembangan identitas, slogan, strategi komunikasi sekolah dengan Masyarakat melalui media baik media fisik maupun online. Keterlibatan komunitas komunitas yang diharapkan bisa bersinergi dengan semangat visi misi yang terkandung dan kegiatan sekolah yang melibatkan walimurid dalam event-event tertentu. Serta Implementasi dan evaluasi serta perbaikan dan tindak lanjut strategi.

Caring for Palestinian Muslim




Assalamu’alaikum wr. wb

First of all, let give thanks Unto Allah SWT who has been giving us countless blessings, especially the blessings of faith and Islam as well as physical health so we can still carry out activities in pursuing the path of piety.

Blessings and greetings may always be bestowed on the prophet Muhammad SAW,  the best creature that we always make as a role model in every step of the way. May Blessings and Greetings also be upon him and his family, friends and also for us until the end of time.

At the Moment, I want to deliver my speech about Caring for Palestinian Muslim in front of you all.  

Guys, Don’t you realize, Every war leave pain. Palestine against Israel for example. Moreover, the war taking place in the Gaza Strip between Israel and Palestine. This war from 1948 until now is still ongoing. Nearly 75 years of war raged in Gaza. Countless lives have been lost. There are also quite a few losses in infrastructure damage due to Israel's seizure of territory to occupy Palestinian land.

The pain experienced by civilians who are victims of war. Losing family, father, mother, children, siblings. Palestinian Muslims are being massacred every minute by Israeli Zionists invase the Palestinian land.

The deep sorrow experienced by Palestinian children is unspeakable. They live in the shadow of hunger, death before your eyes. They live in fear of being bombarded. There is no Children going to school, today they are alive, but tonight they will not necessarily die as a result of attacks by invaders.

Even in the famous lyrics, Palestinian children sing the song "atuna tufuli" which means give me back my childhood. A cheerful period that should be learning and playing. They lost it all.

Dear young generation

The conflict between Israeli and Palestinian society has given rise to various views and opinions. Since the beginning of the conflict, the victims of the conflict were not only limited to the military, but many civilians also became victims as a result of this conflict. As many as 32% of Israeli Jews support Palestinian independence by dividing the territory along ideological lines. However, there are also many people who support maintaining the status quo.

We know that in Palestine there is a very famous and very historic site for the development of Muslims, namely the Al-Aqsa Mosque. Now Palestinian Muslims are not allowed to worship there.

 

As a form of caring for Palestinian Muslims, It is clear in the Qur'an, Surah Ali Imron verse 103, it is explained:

 “And hold firmly together to the rope of Allah1 and do not be divided. Remember Allah's favor upon you when you were enemies, then He united your hearts, so you—by His grace—became brothers”

And what should we do As a form of caring for Palestinian Muslims in the real life ?

1. We must hold fast to the rope of Allah and do not become separated. Muslims must be united.

2. Don't stop praying for your Palestinian Muslim brothers, they are our brothers

3. Set aside some of our fortune to donate to them

4. As millennial Muslims, we can also move through social media to call for our support for Palestinian Muslims. #IStandWithPalestine

 Ladies and Gentlemen

The Palestinian flag is prohibited from being flown in their own country, now with Allah's permission it is flying all over the world. Palestine has become a world issue for their independence.

In conclusion, caring about Palestinian Muslims is caring about human rights to life and freedom. Caring for Palestinian Muslims is caring for humanity and justice.

May we always receive guidance from Allah so that in this life we live according to His guidelines.

I think that's all my speech. I hope it is useful for you all. I am sorry for any words or behavior that unpleasing your heart. Thank you very much for the occasion and your kind attention.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Pantai Pantai Indah di Kabupaten Blitar



Beberapa waktu ini saya  tergila gila dengan pantai yang ada di Blitar. Selain jarak tempuh yang relatif cepat, hanya memakan waktu 1 jam dari rumah, ternyata pantai-pantai di sepanjang Jalur Lintas Selatan Blitar ini sungguh indah dan menawan. 

Liburan sekolah anak-anak merupakan waktu yang pas untuk bertamasya ke beberapa tempat yang dianggap Indah dan rekreatif, dan kami memilih beberapa pantai untuk di kunjungi bersama keluarga. Dengan berbekal rasa ingin tahu akan keindahan pantai yang kami lihat dari tik tok yang bersliweran di FYP saya, dan berbekal penunjuk arah sang raja peta "google map" kami menelusur pantai di daerah Blitar Selatan. 

Sebelum berkeluarga saya adalah orang yang tidak pernah keluar untuk jalan-jalan. Lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan berorganisasi. Kalaupun bisa jalan ke beberapa tempat itu adalah bonus perjalanan ke daerah lain sekaligus hunting beberapa tempat bagus untuk makan atau sekedar foto-foto. Barulah setelah menikah dan punya anak kegiatan jalan-jalan seakan menjadi kewajiban untuk menghilangkan stress. 

Blitar selatan memiliki Pantai Tambak yang sudah terkenal. Sebelum adanya pembukaan jalan baru di jalur selatan yang di kenal dengan JLS. Tambaklah center spot untuk tempat rekreasi masyarakat Blitar dan sekitar yang paling terkenal. Saat ada upacara larung sesaji di bulan Muharram/Suro. Tak jarang jalanan macet berpuluh puluh kilo menuju pantai ini. Banyak pula yang motor matic macet dan rusak terbakar ngerem terlalu lama. 

Di tambak juga banyak warung makan yang menawarkan menu khas pantai, udang-cumi dan ikan tuna bakar. Serta pasar ikan yang menyediakan ikan asap yang murah dan enak. Beberapa kali saya bersama keluarga atau bersama teman-teman mengunjungi tempat ini sekedar mencuri waktu  saat istirahat sekolah. Dan pulang dengan membawa olahan laut yang kami sukai. 


Pantai Serit 



Pantai ini terletak di sebelah timur pantai tambah kurang lebih 7 km. Akses jalan menuju kesana sudah mudah dengan beraspal sampai bibir pantai. masuk ke pantai ini perorang di kenai karcis Rp. 10.000,- dan per kendaraan roda 4 dibanderol tarif Rp. 10.000,-. 

Pantai berpasir putih bercampur butiran pasir hitam dan ada kerikil kerikil putih kecil. Pantai Serit sendiri memiliki nama asli pantai tetor, saya mencari dari berbagai sumber blog, nama pantai tetor dikenal sejak zaman mataram zaman kerajaan hayam wuruk. dinamakan tetor karena bertemunya sungai dan laut. Sejak dibuat pemukiman karena prabu hayamwuruk bertapa disitu digantilah nama tetor menjadi Serit. 

Pantai serit memiliki view yang indah sekali, garis pantai yang membentang panjang dan di sebelah barat pertemuan sungai dan laut menambah indah pantai ini. Ada persewaan perahu untuk bisa melihat lihat muara sungai. 

Pantai ini memiliki tiupan angin yang lumayan besar, sehingga kalian yang sering masuk angin jangan lama lama karena bisa masuk angin. Fasilitas umum yang ada di pantai ini mulai di benahi, seperti toilet, lokalisir pedagang disekitar pantai tersebut. Tak jarang pantai ini didatangi turis mancanegara. mereka mengatakan pantai ini tidak kalah indah dengan pantai kuta, namun masih minim fasilitas surving dan tenning. 


Pantai Pudak 






Sebelah barat Pantai Serit Ada pantai Pudak. Menuju ke pantai pudak ini membutuhkan effort yang lumayan tinggi, jalan naik yang terjal dengan jalan beruas hanya cukup ban mobil kiri dan kanan serta harus antri, apabila ada mobil yang keluar pantai, maka kita membutuhkan waktu 15 menit untuk menunggu mobil itu sampai jalan raya, baru gantian kita yang naik menuju pantai pudak ini. 

Saat sudah dipanti ini dijamin kita enggan untuk pulang. Pasirnya yang lembut dan putih, viewnya yang indah, tempat duduk dibawah pohon nipah yang sejuk membuat wisatawan benar benar betah dan berlama disana, setiap spot pantai ini indah dan menawan untuk difoto maupun selfie.

Apalagi di atas bukit ada cafe dinamai songgolangit, disana kita bisa melihat karang berjumlah 3 bak pulau kecil di raja ampat. Lengkaplah keindahan pantai ini dari atas. 

Tiket masukpun sama dengan di Pantai Serit. per orang Rp. 10.000 dan per kendaraan roda 4 Rp. 10.000, sedangkan roda 2 Rp. 5.000,-


Pantai Jebring

Kami tak sempat sampai bibir pantai karena jalanan yang sangat menantang. belum aspal dan hanya setapak. diatas bukit kami memutuskan balik kanan, karena takut mobil kami terkena tonggak tajam dijalan setapak yang tidak beraspal. 

Tapi kami masih sangat penasaran dengan pantai ini, pastinya pantainya masih alami karena tidak banyak dijamah oleh orang. Pohon-pohon langka yang tidak pernah kami lihat di dataran rendah dan pantai yang lain sepertinya masih tumbuh disini. 

Selain pantai ini ada pantai Banteng mati, pantai Serang pantai Pasur dan lain-lain yang pasti indah bagi yang menyukai panorama pantai. Bukan tidak mungkin di pantai ini nanti menjadi destinasi wisata yang ramai. ***



Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...