Langsung ke konten utama

Postingan

Featured Post

Cuilan Cerita dari Dr. Muhsin Kalida

Rangkaian Haflah Khotmil Qur'an di Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an masih melekat dihatiku. Betapa tidak, 27 Khotimin dan Khotimat salah satunya adalah murid saya di MI. Ahmad Mulki Miftah Arroziq yang sekarang duduk di semester 2 di UIN SATU Tulungagung. Saya salah satu guru yang bahagia saat melihat anak didik selesai dalam menghafal Al-Qur'an.  Ditambah lagi dengan suasana penuh khidmat mendengarkan tausiyah dari penceramah yang tidak lain adalah Dr. Muhsin Kalida. Saya belum pernah bertemu muka dengan beliau tapi namanya sudah tidak asing di saya karena beberapa kali mengikuti zoom beliau yang diselenggarakan oleh Sahabat Pena Kita, penggiat literasi di bawah asuhan Prof. Ngainun Naim.  Beliau saat covid memberikan support kepada kami, orang gabut yang ingin memanfaatkan waktu dengan hal yang positif. Beliau hadir bersama semangat dan dorongan kepada kami untuk menulis. Karena menulis itu bukan sekedar hobi tapi itu adalah perintah agama namun banyak orang yang abai den...
Postingan terbaru

Psycowriter berdakwah

Dr. Muhsin Kalida, nama yang tidak asing di kalangan penggiat literasi. Beliau adalah Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta juga pengasuh Ponpes Al Qolam. Saya beberapa kali mengikuti zoominar beliau saat Covid difasilitasi oleh Sahabat Pena Kita. Sepengetahuan saya beliau adalah sosok yang murah senyum, cerdas dan memiliki pengetahuan luas terkait dunia literasi. Dr. Muhsin Kalida dijuluki seorang psycowriter, beliau kerap mengatakan menulis menyembuhkan luka sebagai bentuk obat jiwa. Alhamdulillah kami dipertemukan di suasana penuh  berkah di agenda haflah khotmil Qur'an dan Harlah Ponpes Roudhotu Huffadzil Qur'an, Geger Madiun.  Pertemuan saya tentu saja berjarak langit dan bumi, karena beliau pengisi pengajian inti dan saya hanya sami'in di pojok belakang. Saya mengikuti pengajian ini malam minggu di undang sebagai salah satu wali santri disana. Beliau datang di acara ini atas undangan KH. Wasis Ayib Rosidi sang pengasuh Ponpes RHQ karena kedekatan beliau saat di Jogja ka...

kekuatan kata "kita" dalam penikahan (3)

  Merawat kata "kita" sebagai bentuk the promise of usness dalam pernikahan yang ketiga adalah rasa aman. memahami bahwa dalam pernikahan itu adalah saling terpaut, rela membagikan diri untuk menciptakan satu keutuhan dalam mengarungi bahtera rumah tangga adalah salah satunya dengan memberikan rasa aman. Usness akan berkembang saat pasangan dalam pernikahan merasa aman. Aman dalam hal apa, dalam hal menjadi diri sendiri, tanpa takut dihakimi, di tolak dan dilukai. Rasa aman bukan hanya terbebas dari ancaman fisik, tetapi merasa diterima, di cintai dan didengarkan. Saat rasa aman itu diperoleh dalam hubungan pernikahan maka seseorang yang terikat dalam mahligai ini akan bebas mengekpresikan emosi, saat senang ataupun saat kurang baik suasana hatinya. Istri berani bercerita tentang luka masa lalu, tentang kehidupan yang kelam atau trauma masa kecil tanpa dihakimi dan disalahkan oleh suami. Atau saat suami kehilangan segalanya saat berbisbis, istri tidak serta merta meninggalka...

kekuatan kata "kita" dalam pernikahan (2)

  Dalam pernikahan kita memerlukan seni merawat hubungan, pecinta tanaman bonsai akan telaten merawat tumbuhan itu dengan memberi nutrisi pada tanaman secara tepat, rajin menyirami dan memotong dahan dan daun yang dirasa tidak dibutuhkan. Perawatan dengan kawat juga terkadang diperlukan untuk tanaman bisa meliuk liuk indah sesuai dengan keinginan sang tuannya. Telah dijelaskan pada tulisan terdahulu dalam pernikahan butuh the promise of usness yakni pemahaman saling terkait, rela membagikan Sebagian diri untuk menciptakan satu keutuhan dengan pasangan. Merawat rasa “kita” ini butuh pertama ketulusan, stabilitas dan rasa aman. Kali ini akan dibahas mengenai stabilitas, yakni menjaga ketahanan emosional dan konsistensi yang menenangkan. Saat hubungan pernikahan memerlukan ruang lapang saat badai menerpa, butuh kemampuan untuk tetap steady (stabil atau mantap) dan terhubung secara emosional. Pasangan yang baru menikah akan berbeda permasalahan saat sudah terkena beban keluarga. Su...

Kekuatan kata "kita" dalam pernikahan

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang berjenis kelamin berbeda dari awalnya sendiri (self) menjadi bersama orang lain yang senantiasa melekat kepada kita (us). penyatuan karakter yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, pernikahan juga menyatukan dua keluarga besar dari pihak laki laki dan perempuan.  Seorang laki laki dan perempuan apabila telah memantapkan diri menjadi pasangan yang terjalin hukum dan hubungan yang kuat maka perlu yang namanya "the promise of usness" yang akan menjadi dasar hubungan rumah tangga harmonis. "The Promise of Usness"   adalah janji kebersamaan, komitmen untuk saling menjaga, dan kesadaran bahwa hubungan ini adalah sesuatu yang bernilai untuk dirawat. Kata Usness atau kita termaktub makna sepaham dan saling mengikat, bersepakat dan rela memberikan sebagian dirinya untuk menciptakan keutuhan, rasa kedekatan. Bentuk relasi tertinggi dalam makna usness adalah keintiman suami istri dalam melakukan hubungan seksual.  Namun janji ini tida...

Generasi Unggul Lahir dari keluarga Sakinah

Saya yakin seluruh manusia dewasa memiliki keinginan berkeluarga. karena berkeluarga meupakan kebutuhan secara naluriah yang terdapat pada diri manusia. Semua makhluk dimuka bumi ini memiliki naluri meneruskan keberlangsungan generasinya dengan berkembang biak.  Manusia sebagai makhluk yang berakal tentu memiliki etika dan tata cara berkeluarga yang tidak sama dengan hewan. Ada batasan dan ada pola interaksi tertentu dalam membentuk hubungan yakni dengan jalan pernikahan.  Perkawinan dibuat dalam bentuk akad peristiwa hukum, bukan peristiwa biologis semata. Karena pada dasarnya hubungan badan antara laki-laki dan perempuan adalah terlarang kecuali ada hal hal yang membolehkannya kecuali ada hal hal yang membolehkannya secara syara’. Diantara yang membolehkan hubungan badan ini adalah akad nikah diantara keduanya. Pernikahan mengandung komitmen Ilahi dimana perjanjian suci yang diucapkan oleh dua jenis manusia yakni laki-laki dan perempuan untuk membangun rumah tangg...

Kaca Pembesar atau Kaca cermin

  Manusia adalah makhluk sempurna dibanding makhluk lain yang diciptakan Allah. Namun dibalik itu manusia memiliki nafsu dan sering melakukan kesalahan. Agamalah yang menuntun nafsu yang dimiliki manusia dan mengarahkan jalan hidup kearah yang benar.   Ulama dan pendakwahlah   menjadi pewaris Nabi dan Rosul untuk menjadi penjaga batas baik dan buruk benar dan salah. Para Da’i memberikan tausiah nya dengan cara cara mereka, ada yang berceramah di depan sekian ribu jamaahnya di pengajian akbar, ada di jamaah yasin, di halaqah-halaqah, pun juga ada yang memilih bertausiah secara talkshow, ada yang memilih menyebarkan nilai nilai religiusitasnya melalui media sosial. Segmentasi pendengarnyapun beragam. Bisa jadi segmentasinya khusus dikalangan perempuan, ada juga yang beragam bisa perempuan dan laki-laki. Dan pendakwah harus memilih materi yang sekiranya cocok dengan segmentasinya. Mendakwah di anak-anak, remaja tentu berbeda dengan memberi materi dakwah dikalangan dewa...