Akibat lupa "save"



Lupa menaruh dompet atau HP masih bisa di cari. lupa mengunci pintu saat mau bepergian bisa balik kanan dan mengunci pintu. namun apabila lupa menyimpan file yang belum tersimpan??

Hari ini ngedit naskah jurnal, beberapa waktu lalu memang saya memiliki ide untuk menulis tentang pesantren yang sedang berkembang pesat di daerah saya.  namun setelah mengedit rapi lupa tidak menyimpan dengan menekan CTRL S. Saya biarkan di One PC layer lebar dikantor dengan beberapa file word yang kebuka. Saya tinggal untuk menemui anak-anak MTs di depan kantor.

Mereka sedang Latihan yel pramuka dan beberapa anak yang sekedar menonton saja. Saya memperhatikan mereka sembari sesekali melihat ke HP dan sibuk membalasi pesan di aplikasi whatsapp saya.

Guru Seni dan Prakarya yang menghadap untuk berdiskusi terkait Ujian Praktek Tengah semester, memberikan konsep dan rubrik penilaian. Tema yang diajukan cukup unik membuat jajanan dan minuman lebaran. Saya memberi masukan beberapa terkait dengan tema pembuatan iklan sekaligus pemasarannya. Pengalaman nyata yang dilakukan siswa akan menambah cakrawala mereka dalam berbagai hal. Membuat dan mengiklankan masakannya, akan sangat berbangga apabila diapresiasi oleh masyarakat. 

Setelah waktu menunjukkan pukul 11:00 bersiaplah anak anak untuk pulang. Dan saya bergegas mematikan computer untuk juga Bersiap pulang. Ada beberapa box warning dari file-file yang saya buka untuk menyimpan atau tidak.

Sedetik mengklik “don’t save”  akibatnya seluruh editan saya hilang. Ya Ampunnn …. Kerjaan semalam yang tinggal menghaluskan tata letak dan perubahan tata Bahasa disana sini hilang dalam sekejap. dan tidak beruntungnya saya, karena di PC ini belum ada autosave. Untuk beberapa saat saya Duduk lemas dan menyesal beberapa saat atas kecerobohan saya.

Andai saya lebih teliti….. 

(move-on) KECEWA



Kecewa ternyata banyak sekali padankata. Didalam Teaurus Bahasa Indonesia yang saya temui diartikel yang saya baca ada 149 kata yang memiliki arti mirip dengan kecewa.

Sinonim kata kecewa antara lain: mengurut dada, sedih, susah, terharu, sesal, rasa bersalah, sayang, belas kasih, iba, kasihan, simpati, hampa, kesal, sakit hati, kecil hati, patah hati, mutung, terpukul, tersinggung, patah pucuk, gagal, kandas, kubra, menggantung.

Selain itu mudarat, sebun, terabai, terbengkalai, bergidik, cabar hati, ciut, cuak, gayat, gecar, gentar, kecut, keder, ngeri, takut, hilang kemauan, putus asa, ngambek, meringis, patah semangat, putus harapan, tawar hati, batal, urung, bubar, tamat, tutup, kecut hati, pengecut, jatuh semangat, gusar, tersakiti, gamang.

Wow, berarti saat kata kecewa ini yang kemudian bisa dijadikan kalimat, akan ada 149 kalimat yang bersepadan dengan kecewa.

Kekecewaan ini bagian dari kondisi yang kecil hati, tidak puas dan tidak berhasil. Saya kira semua orang pernah mengalami itu. Selama kita masih bisa berfikir, kita masih memiliki ekspektasi. Jangan lupa andil diri kita juga berpotensi dalam membentuk kekecewaan. Contoh kita berharap hidup kita enak, banyak materi, dan bisa kesampaian semua keinginan kita. Disisi lain ternyata kenyataannya jauh dari harapan itu. Hidup selalu menemui kesulitan ekonomi, terhimpit hutang, memiliki banyak problem yang pelik yang susah sekali menemukan jalan keluarnya.

Kita termasuk dipihak yang langsung sadar bahwa kecewa ini karena diri kita terlalu banyak berekspektasi dengan suatu hal yang akhirnya kenyataannya tidak sesuai, ataukah kita berlarut-larut dalam menyelesaikan itu sampai menumpuk-numpuk di dalam hati yang akhirnya membawa kita ke arah depresi.

Bila kita sadar kita akan melakukan move-on dengan cepat dengan cara acara yang tepat. Tepat menurut siapa tentu saja tepat menurut  kita.

Seringlah melenturkan rasa ego kita, menarik diri keluar dari diri dan memposisikan menjadi orang lain, bila kita menginginkan orang lain berlaku berubah, apakah kita juga memang sudah melakukan yang mereka inginkan? Pernahkah kita melihat bahwa orang lain sudah berubah, tapi kitanya sendiri yang tidak bisa berubah.

Mencoba berlapang dada dengan keadaan yang telah terjadi adalah kehendak dari Allah. Kita adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah. Semuanya itu dikehendaki oleh Allah. Kita hanya bisa berusaha, takdir sepenuhnya milik Allah. ***

Merangkul kecewa

 




Kita semua pasti pernah merasakan luka batin. Bisa jadi hari ini pun belum bisa terlupakan dari alam sadar bahkan alam bawah sadar kita. Terkadang atas semua masalah yang terjadi membikin bahu kita berat. beban kecewa yang kita tanggung dan menggelayut di Pundak kita. Pada akhirnya kita hanya bisa menangis, kecewa dan marah.

Kekecewaan bisa terjadi saat realitas yang dihadapi tidak sesuai dengan ekspektasi kita sedangkan dalam batin kita tidak bisa menerima hal tersebut. Harapan indah namun kenyataan pahit sepahit empedu. Banyak orang yang tidak bisa menerima kekecewaan ini dan mengambil jalan pintas mulai tidak percaya dengan Tuhannya, sampai Mengakhiri hidup yang berharga ini.  

Beberapa faktor yang bisa membuat kita mudah merasa kecewa diantaranya adalah:

Faktor luka masa lalu yang tidak tuntas, masa lalu bukan berarti dimasa anak2, bisa jadi kemarin kita dikhianati suami, ditipu teman, yang akhirnya batin kita terluka. Luka luka ini disebut tidak tuntas mungkin juga karena diri kita menganggap kita paling benar sendiri, Tingginya ego kita yang tidak mau menerima kata maaf dari orang lain. Dan yang paling utama saat luka itu terjadi kita tidak segera kembali ingat kepada Dzat yang Maha Sempurna yang menciptakan kita dan muhasabah, berdamai dengan diri kita sendiri.  

Factor selanjutnya adalah perfeksionis, sifat ingin segala sesuatu menjadi sempurna menjadi salah satu factor kekecewaan yang mendalam. Sebenarnya kita sadar tidak ada kehidupan yang sempurna, namun tidak disadari kita berlari kearah kesempurnaan yang dilihatnya. Kita diajarkan oleh diri kita mengejar sesuatu tanpa diberengi oleh menerima keadaan yang terjadi dengan kita.

Faktor Self esteem yang rendah, rasa tidak percaya diri karena keluarga bahkan lingkungan menolak keberadaan kita. Kita sering dianggap manusia pembawa sial. Keluarga tidak terima dengan kekurangan yang kita miliki, juga menjadi pemicu kekecewaan yang menumpuk menjadi sampah batin dan sampah emosi.

Pengin gak kita pulih, jawabnya tentu dong, kita menginginkan pulih dan merasa nyaman menerima keadaan dan merangkul kekecewaan dengan hati yang lapang. Namun kadang kita salah mempersepsikan bahwa untuk menghilangkan kekecewaan orang lain harus berubah dulu baru kita bisa meredakan kekecewaan kita, itu tenyata asumsi yang salah. Ternyata untuk memeluk kekecewaan menjadi kenyamanan yang perlu kita lakukan adalah mengisi diri kita dulu dengan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah.

Apabila kita telah stabil emosinya, maka dunia diluar diri kita tidak akan berpengaruh banyak. Contoh saat kita terpuruk dan ditimpa masalah yang bertubi-tubi, orang mengajak kita jalan jalan menikmati pantai. Bisakah dengan nyaman kita menikmati suasana pantai. Tentu saja hati kita tetap merasa sesak dengan masalah yang kita hadapi. Namun apabila kita telah menerima keadaan dan berdamai dengan masalah, maka di rumah sambil menyapu pun terasa enak dan ringan.

Tahapan untuk melepas kekecewaan dengan cepat (fast recovery of disappointment) yakni berlatih mendekatkan diri dengan Allah dan berlatih melepas harap.

Featured Post

Perempuan sebagai Garda terdepan

Dalam rangka Milad FORHATI ke 26, yang jatuh pada tanggal 12 Desember Forhati Wilayah Jawa Timur mengadakan peringatan dibarengkan dengan mo...