Alasan tidak menulis

 



Apa kabar blog-ku?, lamaaaa sekali tidak mengisi lagi dengan tulisan recehku. Berlagak sok sibuk atau apalah sehingga blog ini hampir setahun tidak pernah ditambah tulisan.

Ternyata menjadi seorang yang istiqomah menulis penuh dengan tantangan. Malu banget dengan diri sendiri saat ini, pun juga malu kepada sahabat sahabat terutama guru yang selalu istiqomah dalam menulis.

Menyapa mereka di grup menjadi hal yang kaku karena merasa bersalah tidak aktif menulis lagi. Mungkin juga kawan-kawan yang tidak aktif dalam tulisan mereka juga merasakan hal yang sama dengan ku.

Hampir setahun ku lalui dengan aktifitas keseharian sebagai pegawai negeri dan sebagai ibu, sekaligus sebagai perawat ibu yang sedang sakit.

Bila malam selepas isya yang ada adalah raga yang lunglai dan lelah menjalankan peran peran perempuan yang multitasking. Namun saya selalu  berdoa kepada Allah semoga sehat dan aktifitas rutin ini mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Kebahagiaan terbesar adalah saat menyaksikan anak-anak beranjak tumbuh menjadi remaja-remaja yang sopan dan riang. Seringkali menggoda adik bungsu mereka yang masih 6 tahun. Belum berhenti menggoda kalau adiknya belum menangis dan mengadu kepadaku “Umi.. mas dan mbak nakalllll”

Mungkin karena selama sebulan liburan ini kakaknya dirumah, setelah sekian tahun hanya libur beberapa hari. Bulan Juni ini adalah liburan terlama anak-anakku.

Keseharian dengan tiga anak di rumah semakin ramai saja, dan tentu saja yang seakan tersisih adik mereka. Karena biasanya mendapat perhatian penuh dari ayah dan bundanya. Sekarang harus berbagi dengan kakak-kakak mereka.

Rengekan manja minta perhatian lebih sering terdengar daripada saat dia sendiri dirumah. Si Bungsu inipun kerap membuat drama seolah olah kakak-kakaknya saat gemas mencubit pipi serta merta menangis melolong. Mengadu dan minta bantuan ibundanya untuk memarahi si kakak yang telah menjahilinya.

Dengan tertawa ku tegur mas dan mbaknya. Namun dibalik itu Bahagia tentu menyeruak di hati. Karena riuh anak anak ternyata membuyarkan lelah raga dan jiwa.

Penuh harap dalam doa semoga anak-anak tumbuh menjadi generasi Tangguh yang mandiri bisa menghadapi zamannya dengan sukses. Sukses dunia dan akhirat mereka.

Robbi Habli minassholihin

1 komentar:

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...