Langsung ke konten utama

Berpuasalah Maka Kamu Akan Sehat



Haru biru menjadi satu di lebaran Idul Fitri 1444 H kali ini. Ramadhan telah berlalu dan membuka lembaran Syawwal dengan berhari raya bersama sanak saudara. Kenapa haru? karena Gusti Allah masih memberikan kesempatan untuk bisa berhari raya tahun ini. Bisa melihat ibunda tercintaku bisa melaksanakan ibadah puasa dengan penuh. 

Susah payah dengan kondisinya yang renta dan dengan jantung dengan ring 2. Beberapa bulan yang lalu berbagai keluhan dirasakan beliau, dadanya nyeri dan sering sesak nafas. Malam hari sering sekali terbangun karena tiba tiba aliran darahnya tersumbat. Obat yang diberikan dokter sepertinya tidak banyak membantu dalam melancarkan aliran darah. 

Saran dokter melakukan by pass untuk jantung, saya benar benar dilema. Diantara tidak tega kalau melihat ibu sakit, namun lebih tidak tega lagi kalau harus melakukan operasi besar itu. Dan tentu saja operasi ini ibu juga tidak mau, dengan alasan dia usia nya sudah senja.  

 Sejak saran dokter itu ibu bertahan dengan obat obat yang diberikan dan semangat beliau untuk melihat cucu cucu nya tumbuh dewasa. Selalu menangis saat Tahajudnya memohon kepada Allah untuk diberikan umur yang bermanfaat. Namun saya tahu dengan sakitnya dia, mau tidak mau ibu sangat terbebani. 

Dari itu nafsu makannya selalu menurun, jarang habis makanan di piring beliau meskipun itu hanya sepucuk entong. Tubuh yang dahulu segar sekarang berubah menjadi kurus kering dan layu. 

Sepuluh hari menjelang puasa, saya sempat menyarankan untuk tidak berpuasa dan membayar fidyah saja, didukung oleh adik saya yang berada di Magetan dalam video call dengan ibu mengatakan ibu sudah tidak  berkewajiban puasa, diganti dengan membayar fidyah saja. ujar adikku yang barusan lulus Magister Hukum Islam. 

Namun ibu tetap keukeuh dalam pendiriannya, mau berpuasa. Akhirnya saya ke berkonsultasi dengan apoteker kondisi ibu ini apa suplemen vitamin untuk bisa memberikan tambahan asupan gizi kepadanya. Apoteker ini menyarankan untuk menterapi lambung dengan menetralkan asam lambung dan enzymnya. Dia memberi obat herbal untuk menteralisir enzym lambung.

Setelah ibu meminumnya saya selalu dampingi untuk mengecek kondisinya mengalami peningkatan atau tidak. Alhasil Alhamdulillah berangsur-angsur baik. Saat melakukan ibadah puasa Ramadhan juga bisa berpuasa. 

Bertambah senang saat makan beliau juga mengalami perbaikan, yang semula hanya sesuap dua suap saat berpuasa lebih banyak. Dan saya yakin Allah memberikan kesehatan dari berpuasanya. karena sabda Rosulullah Summu Tasihhu.. (berpuasalah maka kamu akan sehat). Itu yang benar-benar saya percayai dengan kenyataan di depan mata saya. 

Berangsur-angsur dada ibu tidak lagi sakit, perutnya juga lebih  nyaman dimasuki makanan. Alhamdulillah selama satu bulan penuh beliau bisa menjalankan ibadah puasa. Sampai Syawal ini beliau juga tetap meneruskan untuk berpuasa Syawwal.*** 




Komentar

Popular Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustaka Begawan literasi di UIN SATU Tulungagung menghadiahkan buku ini pada resensator dengan catatan tulis tangan yang indah berisi tulisan adalah produk intelektual yang perlu di rawat dengan sepenuh jiwa. Sebuah kalimat yang mendalam untuk yang mampu menumbuhkan motivasi yang mendalam untuk menekuni dunia sepi membuahkan tulisan.   Penulis buku moderasi beragama yang di tulis secara duet oleh master di bidang metodologi Islam dan kelimuan tafsir hadis dan ilmu Al Qur’an, para professor ini menyoroti keberadaan Islam, pesantren dan karakter muslim dengan moderasi beragama. Isi Buku Terdiri dari 5 bab yang dimulai dengan pesantren dan dialetika sosial budaya, moderasi beragama sebuah tinjauan umum, pesantren dan perguruan tinggi serta moderasi beragama kebijakan, strategi dan implementasi. Pemembahasan mulai aspek berbeda dari pendidika...

Menggapai Ampunan Berbuah Surga

Bersegeralah mencapai ampunan Allah. Dan imbalannya adalah Surganya Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan kepada orang orang yang bertakwa. Makna Langit disini dimaknai semua hal di luar bumi yakni alam semesta adalah langitnya Allah. bukan hanya seluas satu bintang yakni matahari dan 8 planetnya, bukan pula hanya satu galaksi yang berisi sekian milyar bintang. namun sekian milyar galaksi.  Surga seluas langit dan bumi ini diperuntukkan kepada siapa saja yang bisa bersegera mencari ampunan Allah, mereka adalah orang orang yang bertakwa. Siapa orang yang bertakwa dijelaskan di lanjutan ayat dari Surat Ali Imron ayat 134 yakni:  Pertama orang yang menafkahkan hartanya disaat lapang dan sempit . Menafkahkan harta untuk kebaikan dikala mereka kelebihan harta maupun saat kekurangan. Kebiasaan kita adalah tidak mau berbagi disaat kita merasa kekurangan.  Orang yang bisa Menafkahkan hartanya pasti akan banyak kawan. Sebaliknya orang yang kikir dan ...

Hujan di Bulan Juli

Hega menghela nafasnya dengan berat.. “Huuftt mendung, Apakah akan hujan di hari yang dingin ini?” ucapnya dalam hati. Benar karena ini bulan Juli bulan dimana negeri tropis seperti Indonesia ini sedang musim dingin. Udara dingin memang kadang tidak bersahabat. Tapi Hega sangat suka dengan musim dingin dari pada musim hujan. Bukannya benci dengan hujan. Ada beberapa serpihan kenangan duka terselip di kehidupan Hega saat kuliah dulu. “Ga…., “ teriak seseorang Hega menoleh, ternyata sahabatnya yang memanggilnya di depan perpustakaan. Wajah manis dalam senyuman dan mata lugunya membuat Hega menyambutnya dengan senyuman juga. “Ada Apa, Is?” tanyanya. “Besok kamu bisa ikut acara MUSDEGA? Kamu kan kerani. Wajib Ikut lho… “ Tanya si Aisyah. Bukan hanya tanya tapi dia lebih kepada memastikan kehadiran Hega untuk musyawarah Pandega yang akan diadakan hari Sabtu sampai Minggu esok hari. “Belum pasti” jawab Hega lesu dengan menekuk mukanya. “Ayolah semangat.. kamu past...

Kupatan

Pagi selepas jamaah subuh pada hari raya ke-8 Idul Fitri ini saya bergegas menuju dapur untuk mempersiapkan ketupat dan launya untuk dibawa ke masjid. Setiap hari bulan Syawal tanggal 8, pagi sebelum matahari terbit, tradisi di desa kami selalu mengadakan kendurian ketupat di masjid dengan seluruh masyarakat di sekitar Sewaktu kecil saya ketika bapak masih ada selalu di bangunkan dan diajak untuk kenduri di masjid. Meski dingin pagi saya semangat untuk mandi dan bersiap. Bahagianya   ketika menerima bagian ketupat dan melahapnya dengan lauk sayur blendrang dan sedikit taburan kedelai gorang yang dihaluskan, sangat enak. Sekarang gantian anak-anak yang merasakan kebahagiaan itu, mereka bersemangat untuk mempersiapkan diri ke masjid dengan mandi dan berpakaian, kemudian mengikuti ayahnya untuk bersiap ke masjid. Si kecil yang pulas dalam tidurnya terbangun mendengar kesibukan kakak-kakanya, dan berteriak “ikut”. Kupatan yang masih sangat berkesan bagi saya adal...