Menuju guru berkualitas melalui supervisi



Supervisi akademik adalah hal yang belum pernah sekalipun saya lakukan pada pembelajaran guru-guru selama tiga tahun saya menjadi kepala MTs. Bentuk apologi adalah saya sudah merencanakan, ditahun pertama masih ada rasa rikuh dan merasa sungkan karena guru senior semua yang saya hadapi. 

Di MTs ini adalah tempat saya dulu mencari ilmu tahu 1993, nah takdir Allah menempatkan saya menjadi kepala madrasah di MTs ini pula (MTs Arrosidiyah), beberapa guru senior merupakan senior saya. Patutlah saya merasa rikuh kalau harus mensupervisi mereka saat KBM. 

Apologi Kedua karena adanya pandemi covid 19 melanda. Sehingga pembelajaran praktis melalui media daring. Supervisi tidak jadi lagi dilaksanakan. Hanya sekedar menanyakan keaktifan siswa saja yang bisa kita lakukan. Itupun ditindaklanjuti dengan home visit ke anak2 yang tidak aktif mengikuti kegiatan daring. 

Membincang masalah ketercapaian pembelajaran sangatlah jauh.. tidak sampai kearah itu. Kami bisa melaksanakan pembelajaran dengan sehat dan selamat serta tidak banyak membebani siswa dengan tugas tugas itu adalah hal utama bagi kami insan pendidik di madrasah. 

 Setelah PPKM level 2 dan diperbolehkan untuk tatap muka secara terbatas, maka kami menggenjot diri untuk memperbaiki pembelajaran. Awal pendisiplinan siswa untuk masuk kelas sebelum jam 07:00. Dengan kebiasaan 1.5 tahun belajar dari rumah masuk sekolah tatap muka bukanlah hal yang mudah. Penyesuaian Minggu pertama baik guru dan siswa untuk mendisiplinkan diri. 

Sebulan berlalu barulah kita merencanakan adanya kegiatan supervisi akademik. Kami konsep secara praktis dan mudah dikerjakan sesuai dengan kondisi madrasah. Seobyektif mungkin, demokratis. Itu semua adalah sebagian kecil dari prinsip-pinsip kegiatan supervisi. 

Kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah bukanlah untuk mencari kesalahan guru dalam mengajar, namun lebih kepada peningkatan kualitas guru. Karena ketika mengajar dengan ditunggui pasti memiliki kesan yang berbeda dari guru dibanding pembelajaran seperti biasanya. 

Saat guru telah tahu kekurangan dalam mengajar yang bisa dia temukan sendiri dalam kegiatan diskusi pasca pelaksanaan supervisi akademik, akan memberikan perbaikan metode, media maupun strategi pembelajaran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Perempuan sebagai Garda terdepan

Dalam rangka Milad FORHATI ke 26, yang jatuh pada tanggal 12 Desember Forhati Wilayah Jawa Timur mengadakan peringatan dibarengkan dengan mo...