Mengubah potensi yang terbengkalai menjadi destinasi

 



Pandemi tidak selamanya menjadi hal yang buruk mungkin dibuat untuk menghilangkan nafas sebentar memperbaiki segala sesuatunya untuk lebih baik tidak terkecuali beberapa tempat berhenti untuk memperbaiki bangunannya memperbaiki hal-hal yang tergolong kelas yang selama ini luput karena terlalu banyak orang yang berkunjung.

Demikian juga Di beberapa desa di daerah Tulungagung di saat pandemi mereka membangun beberapa destinasi wisata yang dulu terbengkalai di desanya menjadi sebuah wahana yang menarik untuk dikunjungi

Ide-ide kreatif dari tangan-tangan kreatif berbekal potensi digital yang sekarang tiada batas berusaha untuk mengubah dan mengkreasikan potensi desa contoh ada di daerah Sumbergempol. Gunung budeg polres menjadi tempat wisata keluarga gunung yang dulunya gersang sekarang banyak didatangi oleh wisatawan lokal yang melepas penat selalu berada di rumah di masa pandemi. 

Dinamai gunung cilik Park kita harus naik beberapa meter untuk bisa naik ke puncak gunung cilik meskipun suasana di siang bolong panas sekali tetapi oleh pengelola diberi kupu-kupu kecil yang cukup untuk  orang beristirahat sambil menikmati semilir angin yang ada di atas gunung cilik ini tentu saja ini menambah suasana malas untuk pulang dan ingin berlama-lama disini. 

Di sebelah timur gunung cilik Pak ini ada destinasi yang di oleh-oleh desa Wates yakni Garuda cilik atau pasren Garuda. 

Ada lagi di daerah Kendal bulur itu juga di daerah sawah yang diubah menjadi taman dan warung-warung kecil. Ini menghidupkan masyarakat ekonomi masyarakat desa setempat. Karena setelah pandemi ini sangat ramai pengunjung. 

Menunggu pandemi berlalu, dengan berbenah memperbaiki potensi desa bisa dijadikan PAD. Dan mendongkrak ekonomi warga. Senang sekali melihat warga antusias memperbaiki wilayahnya. Mengembangkan potensi yang selama ini tidak dikembangkan. Dilirikpun tidak sekarang menjadi wahana yang menarik. 

Apalagi media sosial, YouTube, Instagram dan media yang lain yang dimiliki banyak orang ikut serta mempopulerkan tempat tempat baru yang menarik. meski letaknya terpencil, saat sudah diunggah di YouTube oleh YouTuber, sudah hampir bisa dipastikna akan dicari dan diburu oleh natizen.

 Armada2 kendaraan rental, kereta mini dll turut kebanjiran order mengantar warga ke tempat2 wisata yang akan mereka tuju


Menuju guru berkualitas melalui supervisi



Supervisi akademik adalah hal yang belum pernah sekalipun saya lakukan pada pembelajaran guru-guru selama tiga tahun saya menjadi kepala MTs. Bentuk apologi adalah saya sudah merencanakan, ditahun pertama masih ada rasa rikuh dan merasa sungkan karena guru senior semua yang saya hadapi. 

Di MTs ini adalah tempat saya dulu mencari ilmu tahu 1993, nah takdir Allah menempatkan saya menjadi kepala madrasah di MTs ini pula (MTs Arrosidiyah), beberapa guru senior merupakan senior saya. Patutlah saya merasa rikuh kalau harus mensupervisi mereka saat KBM. 

Apologi Kedua karena adanya pandemi covid 19 melanda. Sehingga pembelajaran praktis melalui media daring. Supervisi tidak jadi lagi dilaksanakan. Hanya sekedar menanyakan keaktifan siswa saja yang bisa kita lakukan. Itupun ditindaklanjuti dengan home visit ke anak2 yang tidak aktif mengikuti kegiatan daring. 

Membincang masalah ketercapaian pembelajaran sangatlah jauh.. tidak sampai kearah itu. Kami bisa melaksanakan pembelajaran dengan sehat dan selamat serta tidak banyak membebani siswa dengan tugas tugas itu adalah hal utama bagi kami insan pendidik di madrasah. 

 Setelah PPKM level 2 dan diperbolehkan untuk tatap muka secara terbatas, maka kami menggenjot diri untuk memperbaiki pembelajaran. Awal pendisiplinan siswa untuk masuk kelas sebelum jam 07:00. Dengan kebiasaan 1.5 tahun belajar dari rumah masuk sekolah tatap muka bukanlah hal yang mudah. Penyesuaian Minggu pertama baik guru dan siswa untuk mendisiplinkan diri. 

Sebulan berlalu barulah kita merencanakan adanya kegiatan supervisi akademik. Kami konsep secara praktis dan mudah dikerjakan sesuai dengan kondisi madrasah. Seobyektif mungkin, demokratis. Itu semua adalah sebagian kecil dari prinsip-pinsip kegiatan supervisi. 

Kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah bukanlah untuk mencari kesalahan guru dalam mengajar, namun lebih kepada peningkatan kualitas guru. Karena ketika mengajar dengan ditunggui pasti memiliki kesan yang berbeda dari guru dibanding pembelajaran seperti biasanya. 

Saat guru telah tahu kekurangan dalam mengajar yang bisa dia temukan sendiri dalam kegiatan diskusi pasca pelaksanaan supervisi akademik, akan memberikan perbaikan metode, media maupun strategi pembelajaran. 

Rapat Luring Perdana MW FORHATI JATIM

 



Setelah pelantikan tanggal  10 September 2021 yang dilaksanakan di Shangrilla Covention Center Surabaya, FORHATI melaksanakan Rapat Harian Luring pertama kalinya di awal bulan Oktober 2021 ini. 

Didalam rapat ini hadir salah satu dewan Penasehat MW FORHATI Jawa Timur. dr. Herlin Ferliana, M.Kes memberikan motivasi kepada pengurus yang hadir. 

Dalam sambutannya beliau mengarahkan kepada penguatan Ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga ini mulai di kandungan sampai umur 5 tahun yang disebut dengan golden period. Golden period ini menghantarkan 50 % kecerdasan yang dimilikinya. Gerakan membentuk SDM yang hebat dan unggul dengan merangkul calon ibu menjadi generasi Indonesia yang siap secara lahir dan batin. 


Mengedepankan Keislaman, bagaimana generasi masa sekarang mulai selalu diperkenalkan dengan nuansa Islami seperti Tahajud, membaca Al-Qur’an. Saat pra natal ini perlu sekali mendapatkan asupan keagamaan yang kuat untuk membentuk generasi unggul. 


Kanda Ruba'i yang hadir di rapat presidium ini turut memberikan masukan. 

FORHATI merupakan organisasi masyarakat nirlaba, Organisasi sifatnya partisipatif, harus hadir di tengah tengah masyarakat sebagai pendorong pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah masalah sosial, agama dan hukum ditengah masyarakat. 

Untuk itu Kesiapan teknis harus diperhatikan supaya bisa tampil dengan elegan. Jangan sampai tidak tertib. 

Supaya forhati tidak hanya dipandang hadir dan ada saat arena Munas / Muswil saja. 


Dalam rapat kali ini menyepakati berbagai program kerja yang telah di amanatkan dalam Muswil dengan kegiatan kegiatan di bulan Oktober. 

Untuk menyambut bulan bakti FORHATI berbagai rancangan kegiatan digarap dan dibentuk kepanitiaan yang diketuai oleh Janie Triangga Luh P, SE. 

Featured Post

RESENSI (Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama)

  Pesantren, Kampus Islam dan Moderasi beragama Karya Ngainun Naim, Abad Badruzzaman Halaman 288 + vi diterbitkan oleh Akademia Pustak...