Kecenderungan hati atau selalu merasa dekat
dan melekat kepada sesuatu. Hati yang selalu ingin melakukan hal yang disukai
dan dicondonginya itu ta’aluq. Saya mendapatkan kata kata ini dalam sebuah
Webinar Ruang Inspirasi edisi perdana yang di gelar Sahabat Pena Kita (SPK)
Pusat. Hal ini disampaikan oleh Prof Ngainun Na’im dalam sebuah penyampaian
materinya.
Sebagai seorang penulis pasti memiliki
konektivitas antara keinginan dan hasrat. Hasrat apa itu?? Yaitu hasrat untuk selalu menulis.
Keterhubungan ini menciptakan kedinamisan dalam merangkai kata di tuts keyboard
menjadi rangkaian kalimat bermakna.
Stigma orang menulis adalah menganggur,
karena hanya duduk diam didepan laptop. Berarti anda termasuk korban stigma
tersebut. Salah besar bila menganggap penulis dilakukan oleh pengangguran.
Karena penulis sukses kerap lahir dari orang yang memiliki sekian banyak
aktivitas.
Menulis akan sangat banyak diinspirasi oleh
pengalaman dan aktivitas yang dilakukan. Meluangkan waktu untuk bisa menulis
diantara sela kesibukan merupakan hal yang hebat menurut saya. Aktivitas yang
telah dilakukan atau di rancang itu menjadi ide kreatif sebuah tulisan.
Ide bisa hadir dari mana saja, saat kita
berjibun aktivitas atau bahkan tidak beraktivitas sama sekali. Dalam mengikat makna
ide dalam sebuah tulisan itulah memerlukan keterhubungan / ta’aluq dengan dunia
menulis. Apabila tidak maka ide itu akan menguap begitu saja seiring dengan
waktu. Prof Khirzin menyampaikan bahwa kata lisan menguap dan kata yang dibuat
tulisan itu abadi.
Pusaran sejarah lahir dari tulisan.
Pramoedya Ananta Toer menyatakan menulislah kalau kau tidak mau tersingkir dari pusaran sejarah. Bangsa
Timur Tengah Berjaya dengan jutaan buku karya penulis-penulis hebat di zaman
sebelum perang dunia. Saat perang dunia buku buku itu dikabarkan dibuang ke
laut untuk dijadikan bendungan laut merah. Sebagian buku lagi diambil oleh
musuh musuh Islam untuk dipelajari dan didalami bahkan dikembangkan sampai saat
ini.
Kembali kepada hati yang telah terikat
(Ta’aluq) kepada sesuatu maka dia akan selalu memiliki waktu untuk hal yang
indah yang dia senangi dan hatinya terikat kuat kedalamnya. Terikat pada bidang
tulis menulis sangatlah bagus apalagi
bila diniati untuk menegakkan kalimat kalimat Allah di muka bumi. ***